Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

AS Diprediksi Resesi di 2023, Perbankan Global Peringatkan The Fed Untuk Waspada

Peringatan ini menyerukan para pelaku keuangan global, setelah tanda – tanda perlambatan ekonomi kian membayangi AS.

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in AS Diprediksi Resesi di 2023, Perbankan Global Peringatkan The Fed Untuk Waspada
wharton.upenn.edu
Ilustrasi - Gedung bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Dua pertiga ekonom di lembaga perbankan global termasuk Barclays Plc, Bank of America Corp. Td Securities, dan UOB Group AG memprediksi ekonomi AS akan mengalami resesi panjang di tahun 2023.

Peringatan ini menyerukan para pelaku keuangan global, setelah tanda – tanda perlambatan ekonomi kian membayangi AS.

Diantaranya seperti menyusutnya dana tabungan masyarakat Amerika akibat terdampak lonjakan harga pangan dan energi, tak hanya itu sinyal resesi juga makin tampak setelah pasar perumahan di AS mengalami kemerosotan di tengah pengetatan standar kredit sejumlah perbankan.

Baca juga: Hadapi Ancaman Resesi, Masyarakat Diimbau Naikkan Porsi Investasi Emas

Tanda – tanda ini yang membuat pelaku keuangan yakin apabila ekonomi AS di sepanjang tahun 2023 akan jatuh ke jurang resesi.

Para ekonom menyebut bahwa resesi ini muncul imbas dari kebijakan moneter yang diterapkan The Fed.

Salah satunya dengan menaikan suku bunga selama tujuh bulan berturut-turut, dimulai dari Maret lalu dimana The Fed mengumumkan kenaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, kemudian di bulan Mei The Fed kembali memperketat kebijakan dengan membawa suku bunga ke kisaran 50 basis poin.

BERITA REKOMENDASI

Melanjutkan kenaikkan di bulan sebelumnya selama Juni, Juli, September, dan November The Fed kembali memacu suku bunga dengan masing – masing kenaikkan sebanyak 75 persen, tak berhenti disitu guna menekan laju inflasi pada Desember lalu Pejabat The Fed dilaporkan mengerek suku bunga sebesar 50 basis poin.

Dengan kenaikkan ini, secara kumulatif di sepanjang Maret hingga Desember 2022 suku bunga The Fed telah naik sebesar 425 bps.

Diperkirakan The fed akan kembali mengambil sikap agresif di pekan depan, dengan mengerek laju suku bunga acuan lebih tinggi untuk menekan lonjakan inflasi.

Baca juga: Dibayangi Resesi, Pengembang Properti Optimistis Kinerja Tahun Depan Tumbuh 60 Persen

Sayangnya pengetatan ini lantas memicu munculnya perlambatan ekonomi dan bertambahnya angka pengangguran akibat pemecatan yang menyasar ribuan karyawan atau sekitar 5 persen staf.

Apabila nantinya The Fed terus mengerek laju suku bunga, pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan melambat sekitar 0,5 persen. Sementara pertumbuhan PDB AS di 2023 diprediksi hanya mencapai 1 persen.


Meski ekonomi AS diperkirakan suram di sepanjang tahun kemarin, namun lima dari 23 lembaga yakni Credit Suisse Group AG, Goldman Sachs Group Inc., HSBC Holdings PLC, JPMorgan Chase & Co. dan Morgan Stanley optimis apabila ekonomi Amerika dapat bangkit dan terhindar dari efek resesi selama 2023 dan 2024

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas