Eiger Berencana Libatkan UMKM untuk Membuat Produk Ramah Lingkungan
Eiger sampai saat ini belum bisa menentukan jumlah produk ramah lingkungan yang akan diproduksi.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - EIGER Adventure berencana melibatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam membuat produk ramah lingkungan.
Kini, EIGER sedang mengembangkan produk ramah lingkungan yang tergabung dalam rangkaian bernama Upcycling Collection Vol. 1.
Produk yang ada di koleksi tersebut diciptakan dari pemanfaatan produk yang tidak memenuhi standar kualitas atautak layak jual dengan tujuan mengurangi limbah mode.
Mengenai keterlibatan UMKM, GM Product & Sustainability Project Leader EIGER Harimula Muharam belum bisa memastikan kapan itu akan terjadi.
Baca juga: Atasi Masalah Sampah di Indonesia, EIGER Gandeng Lazada Kenalkan Kemasan Ramah Lingkungan
Sebab, produk dari Upcycling Collection Vol. 1 sendiri masih berupa prototipe dan masih diproses secara kreatif di innovation lab mereka.
"Ini masih di innovation lab kami. Tapi, ke depannya sebenarnya bisa kerja sama bareng UMKM juga. Prototipenya kami bikin di lab kami sebagai pilot project supaya nanti bisa diduplikasi," kata Harimula usai konferensi pers EIGER x Lazada di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, Rabu (11/1/2023).
Ia menyatakan kolaborasi sebagai suatu keharusan dalam menjalankan perkembangan ini.
Menurut Harimula, pihaknya sangat terbuka dalam berkolaborasi.
"Eiger adalah big fan of collaboration. Kami harapkan bisa main bersama banyak pihak," ujarnya.
Jenis barang yang akan diproduksi di upcollection ini nantinya akan beragam. Dikatakan Harimula, produnya akan tergantung dari desainer yang memegang.
Maka dari itu, ia belum bisa menentukan jumlah produk ramah lingkungan yang akan diproduksi.
"Tergantung produk waste yang kami dapat. Produk defect yang tak layak pakai yang didapat, kami enggak tahu juga. Tergantung dari desainernya juga akan mendesain seperti apa. Tidak bisa ditentukan dari sekarang," kata Harimula.
Saat membuat produk prototipe ini, ia menyebut bisa memproduksi 10-20 barang dalam sebulan.
Hal itu agar pihaknya dapat menemukan pola yang tepat sehingga kelak ketika rampung dan dipasarkan dapat berjalan lebih cepat.
"Sebulan bisa sampai 10-20 karena masih prototipe. Perlu proses kreatif yang panjang. Harus kami pelajari lagi produk yang bisa di-upcycling," ujar Harimula.
"Kalau sudah jalan, ketemu polanya, ini akan lebih cepat lagi," katanya melanjutkan.
EIGER memang sedang memasang target di 2030, 20 persen dari produknya menggunakan material ramah lingkungan atau terbarukan.