Pasca Rusuh Pabrik Smelter di Morowali Utara, Said Iqbal Minta Buruh Tahan Diri
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meminta para buruh menghentikan kekerasan dan mengedepankan dialog.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Partai Buruh Said Iqbal meminta pekerja, terutama yang saat ini bekerja di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) agar menahan diri pasca terjadinya bentrok yang mengakibatkan dua pekerja meninggal, hari Minggu (15/1/2023) kemarin.
Said Iqbal yang juga Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) meminta para buruh menghentikan kekerasan dan mengedepankan dialog.
"Partai Buruh dan KSPI meminta kepada seluruh pekerja baik yang berserikat dan tidak berserikat, menahan diri, tahan diri, jangan lakukan kekerasan, bangun sosial dialog," kata Sa'id Iqbal di Konferensi Pers Rakernas Partai Buruh, di Jakarta, Senin (16/1/2023).
Said Iqbal juga mengecam Pemerintah Daerah (Pemda) dan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) setempat yang terkesan tidak melakukan mediasi.
Menurutnya kasus ini awalnya dipicu permasalahan perundingan upah kerja antara manajemen dan serikat pekerja yang tidak menemukan titik temu.
Ditambah persoalan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang tidak diupgrade, sehingga menyebabkan 2 orang pekerja tewas karena kecelakaan craine.
Dia juga mengecam dan menuntut Disnaker dan Bupati Morowali Utara mundur karena persoalan ini.
Baca juga: Presiden Partai Buruh Said Iqbal Soal Rusuh di PT GNI: TKA China Kalau Memerintah itu Pakai Kaki
"Bagaimana nih peran Pemda dan disnaker. Kenapa tidak dimediasi? Betul dua orang pekerja yang meninggal itu sudah ada kesepakatan santunan. Nyawa tidak bisa dibayar dengan uang. Disnaker dan Bupati Morowali Utara sebaiknya mundur," kata Said Iqbal.
"Kami mengecam keras. Kalau lebih preventif tentu tidak akan terjadi kerusuhan. Kami minta Disnaker dan Bupati Morowali Utara bertanggungjawab terhadap kerusuhan itu dan pihak-pihak yang terlibat harus diusut tuntas," ujarnya.
Baca juga: Video Rusuh PT GNI Morowali Beredar Luas di Media Sosial, Pabrik dan Kendaraan Terbakar Hebat
Said Iqbal menyampaikan keprihatinan atas kejadian kerusuhan antara masyarakat yang sebagian juga ada pekerja buruh dan ada pula tenaga kerja asing (TKA) asal China di PT GNI, namun ia membantah kalau kerusuhan ini kerusuhan antar buruh.
Latar belakang terjadinya bentrokan tersebut dari informasi yang pihaknya terima dimulai dengan adanya pekerja PT GNI yang mengalami kematian akibat kecelakaan kerja karena craine mati.
Akibat kecelakaan kerja tersebut satu pekerja wanita meninggal dunia berasal dari suku Bugis, dan satu orang lagi pekerja laki-laki dari suku Bali.
Baca juga: Dua Pekerjanya Tewas di Insiden Kerusuhan Pabrik, PT GNI Akan Lakukan Investigasi
Selain itu permasalahan upah yang terlalu murah, dimana management head office dari pusat PT GNI selalu menghindar ketika diajak berunding dan tidak mau mendengar aspirasi buruh.
Faktor yang memicu, atau trigger-nya adalah dua buruh meninggal akibat kelalaian tersebut.
"Kami berharap kasus ini tidak terulang kembali, dimana hak-hak buruh harus segera dituntaskan, yaitu hak upah, hak keselamatan kerja (K3), dan seterusnya mendapatkan jaminan sosial," kata Said Iqbal.