Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pakar Nilai Ekonomi Indonesia Tetap Tangguh Meski Tergerus Dampak Resesi Global

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, tingkat pengangguran dan kemiskinan Indonesia turun.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Pakar Nilai Ekonomi Indonesia Tetap Tangguh Meski Tergerus Dampak Resesi Global
TRIBUNNEWS/Jeprima
ILUSTRASI Suasana gedung bertingkat perkantoran di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (8/9/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, tingkat pengangguran dan kemiskinan Indonesia turun dan pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 5,3 persen.

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif CELIOS Bhima Yudhistira mengatakan, dari pencapaian tersebut, lembaganya memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan sedikit di proyeksi pemerintah.

"Proyeksinya ekonomi tahun ini masih bisa tumbuh diatas 4,7 persen,” kata Bhima, Kamis (26/1/2023).

Faktor pelemahan adalah perlambatan ekspor karena dampak potensi resesi ekonomi global.

Selain itu, harga komoditas yang mulai alami moderasi dan konsumsi masyarakat.

Namun dia masih optimis karena masyarakat mulai bergerak, pembatasan sosial dicabut.

Berita Rekomendasi

“Begitu ekonomi mulai bergerak lagi, pekerja yang tadinya dirumahkan dan di PHK mendapat panggilan kerja kembali. Contohnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mulai bergeliat kembali, pembukaan lowongan kerja. Kalau kesempatan kerja naik, maka angka kemiskinan bisa ditekan,” ucap Bhima.

Meski sempat melemah daya beli masyarakat, namun ekonomi domestik Indonesia adalah ‘blessing is disguise’.

Baca juga: Peneliti Indef Nilai Efisiensi Biaya Logistik Akan Dongkrak Investasi dan Daya Saing Ekspor

“Indonesia punya blessing in disguise di tengah tekanan resesi global. Pertama, pasar domestik besar apalagi ada 190 juta usia produktif. Kedua, UKM cukup berkontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja. Dan hanya 18 persen UMKM yang berorientasi ekspor menjadi lebih imun dari melemahnya geliat ekonomi di negara tujuan ekspor," pungkas Bhima.

Untuk itu, agar perekonomian nasional semakin menggeliat, Bhima menyarankan perlunya stimulus dari pemerintah pada awal 2023, seperti relaksasi pajak, pembukaan kesempatan kerja yang lebih besar, dan kecepatan serapan belanja anggaran di pusat dan daerah.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas