Kiprah JD.ID Hingga Akhiri Masa Layanan pada Maret 2023
JD.com dilaporkan sedang mencari calon investor untuk membeli bisnisnya di kedua negara tersebut setelah mencatatkan kerugian di pasar tersebut.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Jingdong Indonesia Pertama atau yang sering disebut sebagai JD.ID merupakan perusahaan layanan e-commerce di Indonesia.
Platform e-commerce ini mulai beroperasi di Indonesia sejak Oktober 2015. JD.ID adalah e-commerce besar yang dimiliki oleh PT Ritel Bersama Nasional.
Untuk diketahui, misi besar dari JD.ID ialah memberikan kebahagiaan kepada seluruh pelanggannya di Indonesia melalui pemanfaatan armada logistik miliki sendiri.
Namun, sejak akhir tahun 2022 kiprah JD.ID perlahan mulai goyah. Pasalnya, sebanyak 200 pekerja dirumahkan pada Desember 2022.
Baca juga: Profil JD.ID, Perusahaan E-Commerce yang Hengkang dari Indonesia Mulai 31 Maret 2023
Awal tahun 2023, JD.ID mengumumkan penutupan layanannya melalui JDL Express. Bahkan, terbaru JD.ID akan menutup seluruh layanan mulai Maret 2023 mendatang.
Tutup Layanan Express
JD.ID telah menutup layanan logistik mereka, yakni JDL Express Indonesia pada Januari 2023. Mengutip dari laman web JDL Express Indonesia, perusahaan telah secara resmi menonaktifkan layanan registrasi pengguna baru per 1 Januari 2023.
"Info penonaktifan layanan registrasi JDL Express Indonesia. Per 1 Januari 2023 JDL Express Indonesia menonaktifkan layanan registrasi untuk pengguna baru," ucap manajemen JDL Express dalam website resminya, dikutip Senin (30/1/2023).
Melalui pengumuman di situs webnya, JD.ID yang merupakan perusahaan patungan antara perusahaan e-niaga China JD.com dan Provident Capital, telah menutup cabang logistiknya, JDL Express Indonesia, pada 22 Januari 2023.
Wacana penutupan layanan JDL Express ini muncul setelah sebuah laporan mengatakan JD.com berencana untuk keluar dari Indonesia dan Thailand pada awal 2023.
JD.com dilaporkan sedang mencari calon investor untuk membeli bisnisnya di kedua negara tersebut setelah mencatatkan kerugian di pasar tersebut.
PHK 30 Persen Staf
JD.ID merumahkan 30 persen stafnya, atau sekitar 200 karyawan, mengingat adanya tantangan bisnis yang berubah dengan cepat akhir-akhir ini sebagai alasan di balik keputusan tersebut.
Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara mengatakan, mengungkapkan ada proses perampingan karyawan JD.ID, namun hanya 30 persen atau sekitar 200 orang.
Setya membeberkan alasannya, langkah adaptasi perlu diambil perusahaan untuk menjawab tantangan perubahan bisnis yang sungguh cepat belakangan.
"Salah satu Langkah yang diambil manajemen adalah melakukan perampingan agar perusahaan dapat terus bergerak menyesuaikan dengan perubahan," ucap Setya dalam keterangan tertulis.
Dirinya kembali melanjutkan, manajemen berkomitmen untuk terus memberikan dukungan kepada 200 karyawan yang terdampak dengan tetap memberikan manfaat asuransi.
Baca juga: Pekerja RI Masih Dihantui PHK, Terbaru OLX dan JD.ID, Ini Daftar Perusahaan Digital Pangkas Karyawan
"Serta memberikan dukungan berupa talent promoting, serta hak-hak lain yang sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku," pungkasnya.
Untuk diketahui, JDL Express, sebelumnya dikenal sebagai J-Express, memiliki 11 gudang, lebih dari 250 drop point, dan lebih dari 3.000 kurir sebelum mengumumkan penutupan.
Stop Beroperasi
Layanan belanja JD.ID bakal menghentikan seluruh layanannya di Indonesia mulai 31 Maret 2023. Melalui situs resmi perusahaan, platform e-commerce itu akan berhenti menerima pesanan pada 15 Februari 2023.
Untuk tahap selanjutnya, JD.ID akan memberi waktu bagi seluruh mitra pengguna dan penjual untuk menyelesaikan transaksinya hingga akhir Maret 2023.
"Untuk transaksi yang selesai sebelum tanggal penghentian layanan, perusahaan akan memenuhi pesanan seperti biasa," bunyi pengumuman tersebut, yaang dikutip dari Kompas.com, Senin.
Baca juga: OLX Autos Indonesia Akui PHK Ratusan Karyawan, Ini Alasannya
"Layanan purna jual dan dukungan akan tetap tersedia," lanjut pengumuman tersebut.
Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara membenarkan JD.ID akan menghentikan semua layanan pada 31 Maret 2023.
Ini disebut sebagai keputusan strategis dari JD.COM untuk fokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan logistik dan pergudangan sebagai inti bisnisnya.