Permintaan Terbatas, Okupansi Perkantoran Jakarta Masih di Kisaran 70 Persen
Kawasan non-CBD diperkirakan akan ada penambahan sekitar 95 ribu meter persegi pada 2023 dari tiga gedung perkantoran yang berlokasi di Jakarta.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim mengungkapkan, pada kuartal akhir 2022, tingkat hunian atau okupansi sektor perkantoran di Jakarta berada di angka 71 persen untuk kawasan Central Business District (CBD) dan 72 persen untuk kawasan non CBD.
Selain disebabkan jumlah permintaan yang masih terbatas, terdapat satu gedung di area Thamrin dan satu gedung di Jakarta Utara yang selesai dibangun.
"Karena itu, menyebabkan tingkat hunian masih tertekan," ujarnya dalam webinar "Jakarta Property Market Overview 4Q 2022", Rabu (1/2/2023).
Baca juga: Pariwisata Mulai Pulih, Okupansi The Nusa Dua Naik 197 Persen di 2022
Sementara pada 2023, lanjutnya, dua gedung di area Thamrin dan koridor Sudirman diperkirakan akan selesai dibangun.
"Ini berpotensi menambah jumlah pasokan sektor perkantoran sekitar 130 ribu meter persegi," kata Yunus.
Kemudian untuk kawasan non-CBD, diperkirakan akan ada penambahan sekitar 95 ribu meter persegi pada 2023 dari tiga gedung perkantoran yang berlokasi di Jakarta Pusat dan Selatan.
Adapun dengan dicabutnya PPKM oleh pemerintah pada akhir 2022, pihaknya mengantisipasi lebih banyak pekerja kembali bekerja di kantor yang dapat menjadi faktor pendukung meningkatnya jumlah permintaan ruang di sektor perkantoran.
"Walaupun tetap perlu dicatat bahwa saat ini tingkat hunian perkantoran di kawasan CBD masih tertekan di angka 71 persen yang menyebabkan harga sewa pun tetap dalam tekanan. Mengingat beberapa gedung kantor akan beroperasi di 2023," pungkasnya.