Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Bagi pengelola gedung komersial seperti mal atau pabrik, ketersediaan chiller atau pendingin udara yang menjadi bagian Heating, Ventilating & Air Conditioning (HVAC) sudah merupakan kebutuhan utama.

Pengelola gedung perlu memastikan chiller yang digunakan memberikan kenyamanan dan sirkulasi yang baik sehingga udaranya sehat dan tidak mengancam kesehatan.

Konsultan manajemen konstruksi PT Ciriajasa Cipta Mandiri Paulus Setyo Nugroho, yang ikut menggarap proyek gedung IT Bumi Slipi milik Bank Mandiri mengatakan, banyak faktor yang menjadi pertimbangan dalam memasang sistem HVAC.

"Salah satunya adalah mempertimbangkan apakah produk yang digunakan memenuhi kriteria untuk mendukung bangunan mendapatkan sertifikat green building apalagi proyek Bumi Slipi ini mengarah pada standar bangunan ramah lingkungan," kata Paulus Setyo Nugroho saat media gathering pengenalan teknologi pendingin udara ramah lingkungan Clivet di Jakarta, Kamis (23/2/2023). 

Dalam operasional gedung, sistem pendingin berkontribusi sekitar 60 persen dari kebutuhan energi keseluruhan sehingga implementasi sistem HVAC ini menjadi salah satu faktor penting dalam mengedepankan prinsip keberlanjutan.

Kemudian bagaimana produk chiller ini mampu memberikan efisiensi dari sisi biaya.

Senada, Direktur Bukaka Inti Aircon Irwantino Susilo mengatakan, pengelola gedung saat ini sangat memperhatikan adalah bagaimana agar pemenuhan kebutuhan utama ini tidak menghabiskan biaya besar.

"Mengingat biaya yang dikeluarkan bukan hanya untuk kebutuhan operasional chiller itu sendiri, namun juga untuk perawatan yang harus dilakukan secara berkala," kata Irwanto.

Baca juga: Pisah dari Inalum, MIND ID Fokus Jadi Strategic Holding Industri Pertambangan 

Bukaka Inti Aircon telah menghadirkan produk chiller asal Italia bernama Clivet Magnetic Centrifugal Chiller, yang memiliki 5 teknologi unggulan ini dapat meningkatkan efisiensi energi listrik dari konvensional ke magnetik sebesar 40 persen.

Ia mencontohkan, dalam satu bangunan komersial seperti mal, kebutuhan AC mencapai Rp 1 miliar per bulan. Dia mengklaim perangkagt ini dapat menghemat dana hampir 40 persen. "Artinya, sekitar Rp 300 juta-Rp 400 jutaan dana untuk kebutuhan AC dapat ditekan," kata dia.

Technical Engineer PT Bukaka Inti Aircon Rifa M Hasanah mengatakan, berbeda dengan teknologi lainnya yang hanya merendam tubing, teknologi ini menghasilkan rasio 15 persen perpindahan panas lebih baik.

Baca juga: MRT Jakarta Mulai Bangun Dinding Bawah Tanah Stasiun Kota, Perkiraan Konstruksi 173 Hari

"Chiller ini memiliki capacity range mencapai 1800 TR dan menggunakan teknologi kompresor magnetik tipe tertinggi yang sangat ramah lingkungan karena tak lagi membutuhkan oli sebagai pelumas.

Irwantino menambahkan, hingga saat ini pihaknya telah mengerjakan kebutuhan proyek HVAC di gedung-gedung komersial seperti perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, properti campuran, dan segmen industri seperti makanan dan minuman, rumah sakit, farmasi, pengemasan, minyak sawit, dan banyak lainnya.