Percepat Transisi Energi, PLN Peroleh Pendanaan Rp 10,7 Triliun dari Perbankan Jerman
PLN menandatangani nota kesepahaman atau pembiayaan dengan bank pembangunan Jerman senilai EUR 665 juta atau setara dengan Rp10,7 triliun.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN menandatangani nota kesepahaman atau pembiayaan dengan bank pembangunan Jerman yakni Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW), untuk mempercepat transisi energi di Indonesia.
Penandatanganan ini diambil sebagai bentuk dukungan finansial untuk mendorong transformasi sektor energi yang bernilai EUR 665 juta atau setara dengan Rp10,7 triliun.
Hadir dalam penandatanganan MoU tersebut yakni Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly, Chief Financial Officer KfW Group Bernd Loewen, Chief Risk Officer KfW Group Stefan Peiß, dan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel.
Baca juga: Subholding PLN Ini Jadi Pengelola Energi Primer Terbesar di Asia Tenggara
Sinthya mengatakan, dukungan pembiayaan ini penting untuk mempercepat program transisi energi.
Salah satunya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
"Saya kira dukungan ini sangat penting bagi kami, tentu saja semua ini dilakukan untuk mendukung percepatan transisi energi di Indonesia," ucap Sinthya dalam pernyataannya di Jakarta, Rabu (1/3/2023).
"Kerja sama PLN dan KfW asal Jerman ini telah berlangsung 42 tahun dan ini komitmen PLN untuk meningkatkan porsi energi terbarukan ke bauran energi," sambungnya.
Sinthya mengatakan, dukungan pembiayaan dalam perjanjian ini mencakup proyek dan program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan, hingga peningkatan jaringan transmisi, dan distribusi, serta dukungan kelembagaan kepada PLN.
Baca juga: Terapkan Energi Terbarukan, PLN Energi Primer Bangun Kerja Sama Amankan Stok Biomassa untuk PLTU
Sementara itu, Bernd Loewen menjelaskan, KfW Bank berkomitmen untuk mendukung PLN mencapai NZE pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Lebih jauh Loewen mengungkapkan bahwa kerja sama ini tidak hanya berdampak pada Indonesia dan PLN.
Menurutnya, kerja sama ini berdampak pada ekonomi di seluruh dunia termasuk ekonomi Jerman.
Ia menambahkan bahwa Jerman sangat mendukung langkah PLN dalam transisi energi.
Ia menilai, bahwa dalam proses transisi energi memang diperlukan kolaborasi sehingga pola yang sama bisa diadopsi dengan negara dan pihak lain.
"Kami mendukung langkah Indonesia dalam pencapaian implementasi transisi energi, juga karena kami ingin meniru model kemitraan ini, sehingga lebih banyak negara untuk mendaftar,” pungkas Loewen.