Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditransaksikan level Rp15.235 atau menguat 26 poin pada Rabu sore WIB (1/3/2023).

Di mana sebelumnya pada kemarin (28/2/2023), nilai tukar rupiah di level Rp15.261.

Pengamat Pasar Keuangan, Ibrahim Assuaibi mengatakan, fluktuasi nilai tukar mata uang Garuda disebabkan sejumlah faktor, baik internal maupun eksternal.

Untuk eksternal, fluktuasi rupiah terdorong sentimen indeks dolar AS yang mengalami pelemahan.

"Dolar melemah pada hari Rabu setelah aktivitas manufaktur China berkembang pada laju tercepatnya sejak April 2012 dan melampaui perkiraan, membuat para pedagang berbondong-bondong menuju aset berisiko karena optimisme baru dan menjauh dari dolar safe-haven," ucap Ibrahim dalam analisanya, Rabu (1/3/2023).

Sementara untuk faktor internal, pemguatan nilai tukar rupiah terdorong sentimen ekonomi Indonesia yang disebut bersiap tancap gas dan pulih dengan cepat tahun ini, di tengah ancaman resesi global.

Dunia usaha dan konsumen tanah air pun mulai percaya diri untuk meningkatkan ekspansi dan konsumsinya.

Hal ini tercermin dari Indeks Kepercayaan Konsumen, indeks manufaktur, dan kinerja emiten sepanjang tahun lalu yang terus membaik.

Meski demikian, para investor dinilai masih wait and see pada kondisi saat ini, serta mencermati peluang dan tantangan di tengah ketidakpastian ini.

Baca juga: Selasa Pagi Rupiah Bergerak Menguat ke Level Rp15.238 per Dolar AS

Dengan adanya berbagai faktor tersebut, nilai tukar rupiah pada besok (2/3/2023) diprediksi masih akan mengalami fluktuasi, dan akan cenderung mengalami penguatan.

Baca juga: Laju Rupiah Tertekan ke Level Rp15.270 per Dolar AS, Pengamat: Pelaku Pasar Amati Utang Pemerintah

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.210 hingga Rp15.260," pungkas Ibrahim.