Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Transformasi Digital Pengadaan Barang dan Jasa Diyakini Efektif Cegah Praktik Korupsi

Transaksi pengadaan barang melalui e-katalog lebih cepat dibandingkan menggunakan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

Penulis: Sanusi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Transformasi Digital Pengadaan Barang dan Jasa Diyakini Efektif Cegah Praktik Korupsi
HO
Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Perkasa Roeslani saat menerima kunjungan Kepala Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi di KBRI Washington, Amerika Serikat. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Transformasi digital pengadaan barang dan jasa melalui sistem e-katalog menjadi syarat mutlak untuk memangkas berbagai potensi korupsi di pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sebab, selama ini publik menilai bahwa sektor pengadaan barang dan jasa menjadi ladang korupsi.

“Sebenarnya transaksi pengadaan barang melalui e-katalog lebih cepat dibandingkan menggunakan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Saya yakin e-katalog sangat efektif untuk mencegah korupsi,” kata Duta Besar RI untuk Amerika Serikat (AS) Rosan Perkasa Roeslani saat menerima kunjungan Kepala Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi di KBRI Washington, Amerika Serikat ditulis Sabtu (4/3/2023).

Baca juga: Kepala LKPP Hendi Ungkap Banyak ASN Takut Terlibat dalam Proses Pengadaan Barang dan Jasa

Ia menjelaskan, Indonesia menjadi mitra ke-13 Badan Perdagangan dan Pengembangan Amerika Serikat (USTDA) pada 3 Juni 2021, khususnya dalam prakarsa Global Procurement Initiative: Understanding Best Value (GPI).

“Berdasarkan kemitraan yang telah terjalin, USTDA akan melatih para pejabat pengadaan publik untuk mendapatkan nilai terbesar bagi kepentingan investasi infrastruktur publik di Indonesia. Bergabungnya Indonesia sebagai mitra GPI ditandai penandatanganan nota kesepahaman antara USTDA dan Lembaga Kebijakan dan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)," jelas Rosan.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa agenda kunjungan Kepala LKPP Hendrar Prihadi ke AS, dalam rangka menghadiri program USTDA’s Global Procurement Initiative, mengunjungi Kantor Kebijakan Pengadaan Federal (OFPP), dan Bank Dunia.

“Kami membahas sejumlah isu terkait peluang-peluang ekonomi di Amerika Serikat. Dan, saya juga memberikan perspektif tentang isu-isu penting terkait perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat. Kita ketahui bersama bahwa Amerika Serikat adalah salah satu mitra dagang penting bagi ASEAN, khususnya Indonesia,” kata dia.

Berita Rekomendasi

Secara kumulatif, nilai perdagangan antara ASEAN dan AS sebesar US$ 364,45 miliar sepanjang tahun 2021. Ekspor ASEAN ke AS senilai US$ 255,12 miliar dan impor ASEAN dari AS mencapai US$ 109,34 miliar.

Di antara negara-negara ASEAN, perdagangan Indonesia dengan AS berada di urutan kelima, yaitu mencapai US$ 37,02 miliar pada 2021, yang terdiri atas ekspor Indonesia ke AS mencapai US$ 25,77 miliar dan impor Indonesia dari AS sebesar US$ 11,25 miliar.

“Pada September 2022, Indonesia memperoleh surplus neraca perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar US$1,26 miliar,” pungkas Rosan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas