Silicon Valley Bank Kolaps, Semua Operasi Resmi Ditutup
Regulator California resmi menutup semua operasi layanan Silicon Valley Bank. krisis modal terparah sejak 15 tahun terakhir
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA - Regulator California resmi menutup semua operasi layanan Silicon Valley Bank, setelah perbankan pemberi pinjaman yang berfokus pada bisnis startup ini mengalami krisis modal terparah sejak 15 tahun terakhir tepatnya pada 2008 silam.
Mengutip dari Reuters krisis modal yang dialami Silicon Valley Bank terjadi buntut dari sikap agresif the Fed yang terus menaikan suku bunga acuan ke level tertinggi mencapai 450 basis point selama setahun terakhir.
Baca juga: Silicon Valley Indonesia Mulai Ground Breaking di Sukabumi
Tekanan ini yang membuat simpanan likuiditas Silicon Valley Bank terkikis lantaran permintaan konsumen untuk melakukan pinjaman mengalami penyusutan ditengah meningkatnya aksi rush bank atau penarikan uang secara masal.
“Kondisi SVB memburuk begitu cepat sehingga tidak bisa bertahan hanya lima jam lagi. Itu karena deposan menarik uang mereka begitu cepat sehingga bank bangkrut, dan penutupan intraday tidak dapat dihindari karena bank run klasik," tulis CEO organisasi nirlaba Better Markets, Dennis M. Kelleher.
Kebangkrutan Silicon Valley Bank yang kerap dijuluki SVB tak hanya mengguncang industri perbankan di AS, namun juga telah memicu kepanikan di antara perusahaan modal ventura utama terkait simpanan uang mereka di bank tersebut.
Baca juga: Jessica N Widjaja: Silicon Valley di Indonesia Adalah Lompatan Besar Untuk Bangsa
"Silicon Valley bank menyoroti kerentanan di seluruh sektor perbankan AS, terutama dalam kepemilikan obligasi yang dimiliki banyak institusi besar," kata Karl Schamotte, Chief Market Strategist di perusahaan keuangan Corpay.
Terpantau usai pengumuman kolaps dirilis, sejumlah nasabah modal ventura bahkan rela mengantri di luar kantor pusat SVB yang berlokasi Santa Clara California untuk mendapat jawaban atas kemampuan perusahaan dalam membayar dan menutupi kerugian..
Sayangnya hingga sejauh ini baik juru bicara hingga perwakilan dari Silicon Valley Bank belum ada yang memberikan konfirmasi lebih lanjut pada para mitra terkait penutupan operasi tersebut.
"Dasbor klien rusak, Akses ke uang tunai kami ditutup dan itu adalah masalah terbesar bagi sebagian besar perusahaan di sini. Jika Anda seorang pemula, uang tunai adalah raja. Uang tunai dan alur kerja, untuk dapat memiliki landasan sangat penting, Namun SBV " kata Dean Nelson, CEO Cato Digital sekaligus nasabah SBV saat ditemui pada Jumat (10/3/2023).
Khawatir situasi panas di industri perbankan AS dapat memicu adanya kenaikan biaya uang, mendorong Menteri Keuangan Janet Yellen turun tangan. Dalam pertemuan darurat regulator perbankan AS Yellen meminta para investor untuk tidak panik karena pemerintahan memiliki keyakinan penuh pada kemampuan mereka untuk menanggapi situasi tersebut.
Senada dengan Yellen, Cecilia Rouse, yang mengepalai Dewan Penasihat Ekonomi turut menegaskan sistem perbankan AS secara fundamental lebih kuat daripada saat krisis keuangan yang pernah terjadi pada 2008.
Bahkan demi mencegah terjadinya kerugian yang meluas pada sejumlah pelaku bisnis startup, Lembaga Penjamin Simpanan di Amerika Serikat atau federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) akan menjual aset dan pembayaran dividen yang dimiliki SVB sehingga perusahaan dapat mengembalikan deposan pada para nasabah yang terdampak.