Harga Beras Premium dan Medium Hari Ini Naik Menyusul Penetapan HPP dan HET Oleh Pemerintah
Harga nasional beras medium selama sebulan terakhir mengalami kenaikan sebesar 0,85 persen. Harganya sekarang Rp 11.900 per kilogram.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga beras hari ini terpantau naik, baik itu beras medium atau premium. Mengutip data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP Kemendag) pada Kamis (16/3/2023), harga nasional beras medium selama sebulan terakhir mengalami kenaikan sebesar 0,85 persen. Harganya sekarang Rp 11.900 per kilogram.
Lalu, harga nasional beras premium juga mengalami kenaikan selama sebulan terakhir. Harganya naik 0,74 persen, menjadi Rp 13.700 per kilogram.
Bila dilihat dari sebaran di berbagai provinsi di Indonesia, harga beras medium termahal ada di Sumatera Barat. Per kilogramnya dibanderol Rp 14.083 per kilogram.
Kemudian, beras premium termahal juga ada di Sumatera Barat. Harganya Rp 16.167 per kilogram. Selama sebulan terakhir, harganya telah naik sebesar 0,26 persen.
Sedangkan untuk beras premium termurah dapat ditemuka di Nusa Tenggara Barat. Di provinsi tersebut harganya turun 15,38 persen selama sebulan terakhir, menjadi Rp 11 ribu per kilogram.
Beras medium termurah juga ada di Nusa Tenggara Barat, di mana per kilogramnya dianderol sebesar Rp 9.333. Harganya telah turun 10,81 persen selama sebulan terakhir.
Pemerintah Tetapkan HPP dan HET Beras
Sebagai informasi, pemerintah juga telah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) serta harga eceran tertinggi (HET) untuk komoditas beras.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk segera menyelesaikan HPP dan HET.
Baca juga: HPP Gabah Kering Panen Petani Rp 5.000 per Kg, Gabah Kering Giling 6.200 per Kg
"Salah satu yang diminta oleh Pak Presiden untuk diselesaikan segera dan sudah selesai adalah mengenai HPP, harga pembelian pemerintah, kemudian yang satu lagi harga eceran tertinggi," ujar Arief di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (15/3/2023).
Untuk harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp5.000 dan GKP di tingkat penggilingan Rp5.100. Sementara itu, untuk gabah kering giling (GKG) di penggilingan ditetapkan di harga Rp6.200 dan GKG di gudang Perum Bulog Rp6.300.
"Kemudian beras di gudang Perum Bulog dengan derajat sosoh 95 persen, kadar air 14 persen, butir patah maksimum 20 persen, butir menir maksimum 2 persen, harganya Rp9.950," kata Arief.
Baca juga: Presiden Jokowi Heran Harga Beras Tak Kunjung Turun Meski Sedang Panen Raya
Adapun untuk perhitungan harga eceran tertinggi (HET), pemerintah menetapkannya berdasarkan sistem zonasi. Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi. Zona 2 untuk Sumatra selain Lampung dan Sumatra Selatan, NTT, Kalimantan. Zona 3 untuk Maluku dan Papua.
"Untuk HET beras medium, zona 1 Rp10.900, untuk zona 2 Rp11.500, untuk zona 3 Rp11.800. Kemudian untuk beras premium, zona 1 Rp12.900, zona 2 Rp14.400, dan zona 3 Rp14.800. Ini Pak Presiden meminta untuk segera diumumkan sedangkan perundangannya dalam proses sehingga ini dapat diberlakukan segera," tandasnya.
Sebelumnya, saat meninjau panen raya padi di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023), Presiden Jokowi meminta Badan Pangan Nasional menghitung harga GKP yang ideal bagi para petani yang saat ini dikeluhkan terlalu rendah.
"Pemerintah ini sedang menghitung dan nanti segera diumumkan oleh Badan Pangan harga GKP-nya harusnya berapa karena kita punya hitung-hitungan cost dalam setiap komponen per produksi beras. Ini sudah kelihatan semuanya, baik mengenai sewa lahan, pupuk, bibitnya, lain-lainnya, sudah ketemu," katanya.
Baca juga: Harga Beras Semua Jenis Mengalami Kenaikan, Ini Datanya
Dengan perhitungan tersebut, Presiden Jokowi berharap harga gabah dari petani akan wajar yang nantinya akan berimbas juga pada harga beras di pedagang hingga pembeli.
Dengan demikian, semua pihak bisa merasakan manfaat dari perhitungan yang dibuat pemerintah.
"Kita harapkan harga gabah di petani itu wajar, harga beras di pedagang wajar, harga pembelian beras oleh masyarakat juga pada posisi yang wajar. Semuanya mendapatkan manfaat dan keuntungan dari perhitungan ini," ungkapnya.