Rusia Alihkan Semua Ekspor Minyak yang Terkena Embargo Barat
Menteri Energi Rusia Nikolay Shulginov mengungkapkan Moskow telah berhasil mengalihkan semua ekspor minyak mentahnya yang terkena sanksi Barat
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Menteri Energi Rusia Nikolay Shulginov mengungkapkan Moskow telah berhasil mengalihkan semua ekspor minyak mentahnya yang terkena sanksi Barat ke negara-negara "sahabatnya".
Meski begitu, Shulginov mengabarkan produksi minyak dan gas Rusia masih mengalami penurunan pada tahun ini.
Negara-negara Barat memberlakukan sanksi luas, termasuk embargo impor minyak Rusia melalui laut, setelah Moskow mengirim angkatan bersenjatanya ke Ukraina pada Februari 2022.
Baca juga: Ekonomi Jerman Menuju Jurang Resesi oleh Embargo Gas Rusia
"Saya dapat mengatakan hari ini bahwa kami telah berhasil mengalihkan sepenuhnya seluruh volume ekspor yang terkena dampak embargo. Tidak ada penurunan penjualan," kata Shulginov saat menghadiri sebuah forum energi pada Selasa (28/3/2023), yang dikutip dari Reuters.
Menteri Energi Rusia menegaskan kembali bahwa produksi minyak dan gas negara itu diperkirakan menurun pada 2023, karena Moskow mendapat tekanan dari pembatasan pihak Barat dan berkurangnya pembeli dari Eropa.
Berbicara pada acara yang sama, CEO perusahaan minyak Rusia Gazprom Neft, Alexander Dyukov, mengatakan 2023 akan menjadi tahun yang sulit dibandingkan tahun sebelumnya dan tekanan sanksi Barat akan meningkat.
Namun Shulginov menambahkan, Rusia telah berupaya mengubah rute ekspor minyak dan produk minyaknya ke Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah dari pasar tradisionalnya di Eropa.
India menjadi pembeli minyak mentah terbesar untuk kelas Ural Rusia pada bulan ini. Pengiriman ke India diperkirakan mencapai lebih dari 50 persen dari semua ekspor minyak Ural lintas laut pada bulan ini.
Sementara China menduduki peringkat kedua sebagai pembeli minyak Ural Rusia terbesar di bulan ini.
Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan penjualan minyak negara itu ke India melonjak 22 kali lipat pada tahun lalu, tetapi dia tidak memberikan rincian mengenai volume penjualan tersebut.
Baca juga: Menaker Hubertus Heil : Embargo Gas Rusia Bisa Meracuni Masyarakat Jerman
Novak mengatakan pendapatan energi menyumbang 42 persen dari anggaran federal Rusia pada 2022, naik dari 36 persen yang tercatat pada 2021. Dia menambahkan, industri energi Rusia tetap berkelanjutan, terlepas dari tantangan sanksi Barat.
Dia mengatakan Rusia perlu fokus pada peningkatan ekspor energi ke negara-negara yang disebutnya "ramah", dan akan terus mengembangkan alat asuransi yang diperlukan untuk mendukung perdagangan ini.