Wamen BUMN Dorong Penggunaan Energi Bersih Berbasis Amonia, Capai Target Emisi 2030
Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury mengatakan, penggunaan amonia biru dan hijau di dunia akan terus meningkat di masa depan.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri I BUMN Pahala Mansury mengatakan, penggunaan amonia biru dan hijau di dunia akan terus meningkat di masa depan.
Pahala pun mendorong penggunaan energi bersih berbasis amonia yang dapat mempercepat target pemerintah mencapai emisi nol bersih di tahun 2030.
“Beberapa prediksi yang dilakukan oleh lembaga think tank menyebut 12 persen dari energi dunia jelang 2050 akan menggunakan hidrogen sebagai sumber energi dan saya rasa ini bisa menjadi kunci bagi pemulihan ekonomi Indonesia,” kata Pahala saat menjadi pembicara kunci di ajang Pupuk Indonesia Clean Ammonia Forum (PICAF) 2023 di Jakarta, Kamis (30/3/2023).
Baca juga: Naik 137 Persen, Pupuk Kaltim Kantongi Keuntungan Rp14,59 Triliun di 2022
Pahala menambahkan, sesuai dengan SE Menteri BUMN terkait dekarbonisasi yang baru saja diterbitkan.
Dirinya meminta PT Pupuk Indonesia dan BUMN lainnya yang mempunyai kontribusi besar dalam pengurangan emisi nasional untuk membuat peta jalan dalam penggunaan energi bersih.
Dalam rangka menciptakan ekosistem amonia, PT Pupuk Indonesia menggelar Pupuk Indonesia Clean Ammonia Forum (PICAF) 2023.
“PT Pupuk Indonesia bisa mengembangkan amonia biru dan hijau dengan cara bekerja sama dengan sejumlah pihak baik dari dalam negeri seperti Pertamina dan juga dengan pihak luar,” sambung Pahala.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan, forum ini diluncurkan sebagai bentuk dukungan untuk mempromosikan ekosistem amonia bersih (rendah karbon).
Menurut Bakir, Pupuk Indonesia berharap melalui PICAF 2023 bisa mempercepat implementasi inovasi teknologi dan pengembangan kebijakan untuk memperkuat rantai nilai amonia bersih.
Baca juga: Ketidakpastian Ekonomi Global Jadi Peluang, Pupuk Kaltim Genjot Produksi untuk Kebutuhan Pasar Dunia
Hal ini merupakan perpanjangan dari komitmen Pupuk Indonesia untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia.
“Pupuk Indonesia, saat ini, telah memiliki pengalaman lebih dari 50 tahun di industri amonia. Oleh karena itu, keahlian tersebut memungkinkan kami untuk melihat potensi amoniak bersih untuk mendukung transisi energi rendah karbon,” kata Bakir.
“Dengan pengembangan amonia bersih, Pupuk Indonesia berkomitmen untuk berperan aktif dalam mendukung pencapaian emisi nol bersih, yang menargetkan untuk mengurangi emisi karbon setara dengan lima juta ton CO2 pada tahun 2050,” imbuhnya.
Bakir berharap, inisiatif pengembangan ekosistem amonia bersih akan memicu efek berlipat bagi perekonomian Indonesia, sekaligus mendukung komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih.