Bos Sido Muncul: Dulu Mudik Dilakukan karena Susah Cari Kerja, Sekarang Beda
Pada periode 1990 awal, banyak yang berbondong-bondong menuju ibu kota untuk mencari pekerjaan.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menyatakan, telah 30 kali adakan mudik gratis, di mana terakhir dilakukan pada 2019.
Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, kegiatan mudik ada karena orang kesulitan mencari pekerjaan di daerah asalnya.
"Kalau mudik itu kita yang terakhir 2019 ya, itu tahun ke-30. Jadi, 30 tahun mudik Lebaran, sebenarnya mudik itu dilakukan karena di daerah pekerjaan tidak ada," ujarnya di Kantor Sido Muncul, Jakarta, Selasa (11/4/2023).
Baca juga: KAI: 1,7 Juta Tiket Kereta Api Periode Mudik Lebaran 2023 Sudah Terjual, Paling Banyak Kelas Ekonomi
Karena itu, banyak yang berbondong-bondong menuju ibu kota untuk mencari pekerjaan, terutama pada periode 1990 awal.
"Jadi orang semua ke Jakarta, maka sejarahnya tahun 1991 ketika mudik pertama kali itu dari Jakarta semua ke arah timur karena di daerahnya endak punya pekerjaan, endak ada lapangan kerja," kata Irwan.
Namun, menurutnya kondisi pada saat ini berbeda, di mana mudik ke luar Jakarta lebih dilakukan untuk kebutuhan pariwisata.
"Tetapi, kalau sekarang kelihatannya sudah berbeda, jadi sekarang ini yang ada adalah berwisata, wisata kan susah kita aturnya, tapi saya setiap tahun ditanya mudik sampai kapan Pak? Ya sampai Indonesia ini seimbang pembangunannya," tutur dia.
Kalau pembangunan di desa-desa telah seimbang dinilainya orang itu akan tinggal di desanya karena pada dasarnya tidak ada yang suka merantau.
"Kan paling senang itu tinggal di desanya sendiri, di wilayahnya sendiri, jadi semua orang merantau itu karena terpaksa. Tetapi, sekarang kelihatannya pembangunan desa sudah seimbang, salah satunya adalah dana desa yang di Undang-Undang kan tahun 2013, yang digagas oleh Budiman Sudjatmiko," pungkas Irwan.