Tupperware Trending di Twitter, Terancam Bangkrut akibat Adanya Persaingan Sengit
Brand plastik Tupperware menjadi trending di Twitter usai munculnya isu Tupperware akan bangkrut karena adanya penurunan penjualan beberapa tahun ini.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM – Brand plastik ternama Tupperware menjadi trending topik di Twitter pada Rabu (12/4/2023).
Hingga Rabu sore, telah ada lebih dari 13 ribu cuitan tentang Tupperware
Satu diantara akun yang turut membahas soal Tupperware adalah akun Twitter yang membahas khusus soal merek, @txtdaribrand.
Dari cuitannya, akun tersebut menuliskan Tupperware telah memasuki babak akhir.
"Tupperware final chapter," tulis akun @txtdaribrand.
Akun lain yang turut membahas soal Tupperware adalah @oceannacoral.
Baca juga: Profil Earl Tupper, Sosok Pencipta Wadah Tupperware yang Kini Terancam Gulung Tikar
Lewat cuitannya, ia mengakui Tupperware memiliki kualitas yang sangat bagus.
Ada pula akun @rubymeong yang memamerkan lemari khusus Tupperware miliknya.
“Sebagai yang ga beli tapewe (Tupperware) karena selalu dikasih bestie bapake yg di Sg (Singapore), ku merasa sedih. Walaupun warnanya gonjreng2 tapi kualitasnya topcer. Uda hampir seusia gua itu barang2nya dan masih awet sampe skg,” tulis pemilik akun @oceannacoral.
“Saking berharganya dan awetnya sampe ada lemari khusus tempat Tupperware di rumah,” tulis pemilik akun @rubymeong.
Persaingan sengit jadi penyebab penjualan Tupperware menurun
Diketahui, Tupperware saat ini terancam bangkrut setelah sahamnya menurun drastis hingga 50 persen.
Dikutip dari Fortune, bangkrutnya Tupperware ini disebabkan penjualan yang turun selama bertahun-tahun akibat persaingan sengit di bisnis penyimpanan plastik.
Meski begitu, pada tahun 2020, Tupperware melaporkan sempat ada peningkatan penjualan tahunan sejak 2017.
Peningkatan penjualan Tupperware itu lantaran adanya wabah pandemi Covid-19 yang terjadi mulai akhir 2019..
Saat itu, saham naik hampir 3.000 persen dari 1,40 dolar pada Maret 2020, menjadi hampir 40 dolar per saham pada Januari 2021.
Bahkan, Tupperware membukukan penjualan 489 juta dolar pada kuartal keempat dari tahun 2020 saja.
Meski begitu, pada 2023 ini, penjualan kuartal turun menjadi 255 juta yang artinya turun menjadi setengahnya.
Untuk mengatasi permasalahannya saat ini, Presiden dan CEO Tupperware Brand, Miguel Fernandez, berupaya untuk memperbaiki struktur modal likuiditas jangka panjang.
Tak hanya itu, pihaknya bahkan hingga mendatangkan penasihat keuangan untuk membantu perusahaannya mencari investor.
“Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini, dan kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan kami,” kata Fernandez.
Sahamnya amblas
Tupperware mengumumkan kesulitan finansial yang sedang dihadapi.
Kabar tersebut beredar usai saham perusahaan anjlok hampir 50 persen pada Senin (10/4/2023).
Dalam dokumen yang dikirimkan ke regulator bursa AS, Tupperware menyebutkan terdapat keraguan besar terhadap kemampuan perusahaan untuk melanjutkan bisnisnya.
Selain itu, perusahaan juga disebut sedang berbicara dengan penasihat keuangan untuk mendapatkan pembiayaan baru agar bisnisnya tetap beroperasi.
Miguel Fernandez mengatakan pihaknya sedang menjajaki potensi pemutusan hubungan kerja atau PHK dan meninjau portofolio real estatnya untuk upaya penghematan uang yang lebih potensial.
"Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini, dan kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan kami," kata Fernandez.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sempat Raih Pendapatan 2,67 Juta Dolar AS, Kini Tupperware Diambang Kebangkrutan
(Tribunnews.com/Linda/Yunita Rahmayanti/Mikael Dafit)