Investasi Naik Tajam Sayang Serap Sedikit Tenaga Kerja, Apa Sebab?
Pada kuartal I 2023, realisasi menanaman modal asing (PMA) tumbuh 20,2 persen dibanding periode sama tahun lalu dengan nominal Rp 177 triliun.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indonesia terbukti menjadi salah satu daya tarik investasi para pemodal asing saat ini.
Buktinya, penanaman modal asing di tanah air saat ini terus meningkat.
Pada kuartal I 2023, realisasi penanaman modal asing (PMA) tumbuh 20,2 persen dibanding periode sama tahun lalu dengan nominal Rp 177 triliun.
Namun demikian peningkatan nilai investasi tersebut tidak diiringi dengan kenaikan jumlah tenaga kerja yang signifikan.
Baca juga: Ditargetkan Jokowi Raup Investasi Rp 1.400 Triliun di 2023, Menteri Investasi Waspadai Tahun Politik
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, investasi sebesar itu hanya mampu menyerap 384.892 Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Meningkat sebesar 16,5 persen dibanding dengan periode yang sama pada 2022 dan menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 384.892 orang.
Meski begitu, serapan tenaga kerja tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan realisasi investasi yang masuk.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, serapan investasi ke padat modal masih mendominasi pada investasi yang sudah masuk jika dibandingkan dengan padat karya.
Hal ini menyebabkan serapan tenaga kerja yang dihasilkan tidak sebesar yang diharapkan.
“Memang idealnya kalau investasinya padat karya antara realisasi nominal angka harus berbanding lurus dengan penciptaan lapangan kerja yang optimal.
Tetapi investasi yang masuk di kita sekarang kan tidak padat karya. Investasi kita ini semuanya high teknologi,” tutur Bahlil dalam konferensi pers, Jumat (28/4).
BKPM mencatat, serapan investasi ke padat modal diantaranya, Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya yang realisasinya mencapai Rp 46,7 triliun. Di sektor kimia dan farmasi realiasinya mencapai Rp 22,6 triliun.
Baca juga: Generasi Muda Harus Melek Investasi Manfaatkan Tunjangan Hari Raya
Kemudian di sektor pertambangan yang umumnya aktivitas pekerjaannya menggunakan mesin realisasinya mencapai Rp 33,5 triliun.
“ Sektor industri logam dasar dan lainnya, serta industri farmasi ini enggak bisa di apa-apakan ini teknologi semua. Pertambangan ini juga pakai mesin semua, jadi tenaga kerja cuma operator saja. Di Freeport operator tambang sudah pakai robot semua operatornya manusia. Jadi begitu canggih sekarang,” tambahnya.
Meski begitu, Bahlil mengatakan, pemerintah tetap berusaha untuk menciptakan lapangan kerja baru sebanyak-banyaknya. Dia mengatakan, sektor padat karya akan banyak terserap oleh pelaku UMKM.
“Ini saja sudah maksimal, jadi ada pekerjaan yang dikerjakan oleh orang kita kasih ke orang jangan semua teknologi, meski ada plus minusnya,” jelasnya.
Baca juga: Dukung Investasi Sektor Industri, BPSDMI Tampilkan PIDI 4.0 di Hannover Messe 2023
Dia memaklumi, pengusaha biasanya hanya fokus pada profit yang dihasilkan.
Selain itu, pekerjaan yang dibantu dengan robot biasanya lebih cepat jika dibandingkan tenaga manusia.
Meski begitu, Bahlil mendorong agar sebisa mungkin pekerjaan yang masih bisa dikerjakan oleh manusia, lebih didahulukan.
“Ini 384.892 itu tenaga kerja langsung. Kalau tenaga kerja asing dari total realisasi investasi hanya ada 5.334 orang atau 2% nya saja,” imbuhnya.
Luar Jawa Mulai Mendominasi
Minat investor untuk berinvestasi di luar Pulau Jawa kini mulai meningkat. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, realisasi investasi di luar Pulau Jawa mencapai Rp 172,9 triliun di kuartal I 2023, atau berkontribusi 53,8% dari total realisasi investasi.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memperkirakan, ke depan investor akan lebih banyak berinvestasi di luar Pulau Jawa. Beberapa alasannya antara lain biaya tenaga kerja jauh lebih murah dan infrastruktur sudah semakin baik.
“Juga arus logistiknya sudah semakin baik, dan bahan baku di luar Pulau Jawa jauh lebih baik,” tutur Bahlil dalam konferensi pers, Jumat (28/4).
Baca Juga: Realisasi Investasi di Kuartal I 2023 Mencapai Rp 328,9 Triliun, Naik 16,5%
Meski begitu, total realisasi investasi tertinggi masih dipegang Provinsi Jawa Barat senilai Rp 50,0 triliun, diikuti Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Banten.
Khusus untuk capaian realisasi Penanaman Modal Asing (PMA), Provinsi Sulawesi Tengah kembali mencatatkan sebagai lokasi dengan realisasi PMA tertinggi yaitu sebesar US$1,9 miliar dan kemudian diikuti oleh Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, serta Riau.
Sementara untuk realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Provinsi Jawa Barat mencatatkan realisasi tertinggi sebesar Rp 21,9 triliun dan diikuti DKI Jakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Riau.
“Sebaran investasi ke luar Jawa terlihat di sini. Sulawasi Tengah tertinggi dan Riau masuk dalam 5 besar lokasi PMA, kemudian di peringkat lima besar lokasi PMDN ada Kalimantan Timur dan Riau," ujar Bahlil.
Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan, Kementerian Investasi akan terus mendorong pertumbuhan investasi berkualitas yang Indonesia sentris. “Kita dorong penciptaan kawasan-kawasan ekonomi baru,” imbuhnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.