Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ramai Dedolarisasi, Inilah Pengertian, Dampak hingga Calon Pengganti Mata Uang Dolar AS

Tiongkok belakangan aktif melakukan perdagangan LNG dengan Prancis dalam mata uang yuan

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Ramai Dedolarisasi, Inilah Pengertian, Dampak hingga Calon Pengganti Mata Uang Dolar AS
Tribunnews/JEPRIMA
Isu dedolarisasi semakin menghantui dolar AS usai sejumlah negara mengurangi ketergantungannya terhadap dolar Amerika Serikat, di tengah lonjakan inflasi akibat ketidakpastian ekonomi global. 

Penyebab Dedolarisasi

Para ekonom menilai dedolarisasi mulai terjadi setelah Amerika memberlakukan sanksi keuangan terhadap Rusia, sanksi tersebut awalnya dimaksudkan untuk memukul ekonomi negara beruang merah itu agar invasi di Ukraina dapat berhenti.

Namun sayangnya pasca kebijakan tersebut diberlakukan, Rusia dan sejumlah mitra kerjanya mulai meninggalkan dolar dan beralih ke mata uang yang lebih ramah terhadap perdagangan internasional, seperti yang dikutip dari Mirage News.

Mulai dari situ nilai dolar mulai mengalami penurunan nilai ditengah kenaikan suku bunga dan lonjakan inflasi.

Pelemahan dolar AS bahkan berbanding lurus dengan realisasi pertumbuhan ekonomi AS kuartal I yang lebih kecil dari perkiraan. Dimana ekonomi AS hanya tumbuh di level 1.1 persen (YoY).

Dampak Dedolarisasi

Imbas ditinggalkannya dolar, cadangan devisa global dilaporkan turun dari 71 persen menjadi 60 persen terhitung sejak tahun 1999, sebagaimana dikutip dari data yang dirilis IMF.

Baca juga: Dedolarisasi Bisa Bikin Rupiah Lebih Stabil, Begini Analisis Para Ekonom

Berita Rekomendasi

Hal ini terjadi lantaran dolar AS menyumbang 58,36 persen dari cadangan devisa global. Lebih unggul ketimbang dominasi Euro yang hanya berkontribusi sekitar 20,5 persen dari cadangan devisa global sementara yuan Tiongkok hanya menyumbang 2,7 persen.

Berbanding terbalik dengan yang lainnya, pasca AS dihantam dedolarisasi pergerakan pasar kripto justru terus mengalami peningkatan tajam.

Khususnya, Bitcoin yang kini mulai dianggap sebagai komoditas marjinal dalam cadangan bank sentral usai volume perdagangan koin kripto ini meningkat sebesar 30 persen menjadi 77 miliar dolar AS pada kuartal awal 2023.

Calon Pengganti Dolar AS

Sejumlah negara saat ini tengah berlomba untuk mengangkat mata uangnya agar dapat mengalahkan dominasi dolar, berikut rangkuman mata uang fiat yang berpotensi mengungguli popularitas dolar.

1. Euro

Mata uang Euro belakangan mulai kembali digunakan oleh 20 negara-negara besar Eropa, seperti Jerman, Prancis, Italia, Spanyol, dan Belanda. Sediknya 66,1 persen perdagangan di Eropa mulai beralih menggunakan Euro.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas