Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ekonom Nilai PalmCo Dapat Kendalikan Harga dan Pasokan Minyak Goreng

Wakil Direktur Indef Eko Listyo menilai rencana PTPN membentuk PalmCo dapat mendukung pengendalian harga dan pasokan minyak goreng di dalam negeri

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ekonom Nilai PalmCo Dapat Kendalikan Harga dan Pasokan Minyak Goreng
Utusan Digital
Ilustrasi kelapa sawit. Wakil Direktur Indef Eko Listyo menilai rencana PTPN membentuk PalmCo dapat mendukung upaya pengendalian harga dan pasokan minyak goreng di dalam negeri di masa mendatang. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Direktur Indef Eko Listyo menilai rencana PTPN membentuk PalmCo dapat mendukung upaya pengendalian harga dan pasokan minyak goreng di dalam negeri di masa mendatang.

"Saya kira memisahkan bisnis sawit dalam perusahaan tersendiri, PalmCo, itu langkah yang bagus untuk perusahaan dan untuk industri sawit di Indonesia," ujar Eko dalam keterangannya Rabu (10/5/2023).

PalmCo yang direncanakan menjadi sub-holding PTPN Group khusus mengelola bisnis kelapa sawit, dinilai berpotensi menjadi salah satu BUMN strategis di masa mendatang, salah satunya dalam mendukung penyediaan minyak goreng di Indonesia.

Baca juga: Update Harga Minyak Goreng di Alfamart dan Indomaret, 8 Mei 2023: Tropical 2L Diskon Jadi Rp35.900

Dengan demikian, PTPN dapat membantu mengendalikan harga minyak goreng di dalam negeri, serta mencegah terulangnya kelangkaan produk jika terjadi gejolak, seperti yang sempat terjadi di awal-awal Perang Rusia dan Ukraina.

Seperti diketahui, pada Maret 2022 lalu, terjadi lonjakan harga minyak goreng curah dari Rp 14.600 per kg menjadi Rp 18.000 per kg, akibat terjadinya kelangkaan CPO di dalam negeri.

Kenaikan harga terjadi karena permintaan CPO di pasar global meningkat untuk mengisi pasar minyak bunga matahari produksi Ukraina dan Rusia. Produksi dan distribusi dari kedua negara itu terganggu akibat perang.

"Saya kira, PalmCo akan menjadi BUMN yang strategis untuk mendukung penyediaan minyak goreng di Indonesia untuk jangka panjang," tambah Eko Listyo.

Lebih luas lagi, dia mengatakan PalmCo berpotensi menjadi perusahaan yang bisa berperan lebih besar dalam industri kelapa sawit nasional, seperti menghasillan produk-produk turunan bernilai tinggi dari kelapa sawit.

"Sekarang kan produknya hanya dalam bentuk minyak goreng. Itukan hanya proses pengolahan sederhana. Kalau lebih fokus, ke depan bisa lebih banyak produk turunan bernilai tinggi yang bisa diproduksi PTPN," ujarnya.

Namun, dia mengatakan untuk jangka pendek sulit mengharapkan perubahan besar dari PalmCo. Hal ini kare

Baca juga: Zulkifli Hasan Tak Hadiri Pertemuan Dengan Aprindo Terkait Pembayaran Utang Rafraksi Minyak Goreng

na perusahaan masih perlu waktu dalam membentuk organisasi dan penyesuaian internal, revitaliasi lahan sawit, serta upaya optimalisasi pabrik kelapa sawit.

Dalam jangka pendek, PalmCo akan membutuhkan waktu melakukan konversi, peremajaan tanaman, peningkatan kapasitas pabrik CPO, serta pengembangan pabrik untuk produk turunan.

Sementara itu, PalmCo berencana mencari tambahan modal dari bursa efek dengan melepas saham ke publik. Menurutnya, hal ini dapat lebih efektif dari sisi biaya modal karena melibatkan masyarakat menjadi investor, bukan dari perbankan.

Dari sisi aset dan luas lahan sawit, dia menilai PalmCo akan menarik bagi investor. Namun, Eko mengatakan untuk menjadi perusahaan terbuka, PalmCo harus bisa menunjukkan kinerja keuangan sehat, serta menjanjikan keuntungan bagi calon pemegang saham.

Berita Rekomendasi

"Untuk memenuhi syarat IPO mungkin banyak yang harus dikerjakan oleh PalmCo, tetapi jika lolos maka bisa menjadi pembenahan juga bagi perusahaan," tutup Eko.

Seperti diketahui, reorganisasi PTPN Group masih berlanjut. Setelah membentuk holding PTPN III dan restrukturisasi utang, PTPN Grup akan memisahkan perusahaan berdasarkan komoditas yang digarap.

SugarCo untuk Gula, SupportingCo untuk komoditas lain selain gula dan sawit. Kemudian, khusus sawit akan dibentuk PalmCo.

PalmCo dijadwalkan sudah dibentuk tahun ini untuk kemudian menggelar penawaran saham umum perdana (Initial Public Offering/IPO). IPO ditargetkan digelar di kuartal keempat tahun 2023.

Perusahaan membidik dana segar dari IPO untuk digunakan membiayai pengembangan bisnis Palm Co, terutama meningkatkan produktivitas lahan dan pabrik kelapa sawit yang dapat berdampak pada peningkatan kapasitas produksi dan pasokan minyak goreng dalam negeri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas