Utang Luar Negeri Indonesia Terkerek ke 402,8 Miliar Dolar di Akhir Maret 2023
ULN Indonesia pada kuartal I 2023 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,9% year on year (YoY)
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan, utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I 2023 naik di per akhir Maret menjadi sebesar US$ 402,8 miliar.
Angka ini alias meningkat sebesar US$ 2,7 miliar, jika dibandingkan ULN pada bulan Februari 2023 yang sebesar US$ 400,1 miliar.
Jika dilihat secara tahunan, ULN Indonesia pada kuartal I 2023 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,9 persen year on year (YoY), melanjutkan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 4,1%.
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, kontraksi pertumbuhan ini bersumber dari ULN sektor publik yakni Pemerintah dan Bank Sentral, serta swasta.
“Perkembangan posisi ULN pada kuartal I 2023 juga dipengaruhi oleh faktor perubahan akibat pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah,” tutur Erwin dalam keterangan tertulisnya, Senin, 15 Mei 2023.
Dia mengatakan, hingga saat ini struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada kuartal I 2023 tetap terkendali, tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap stabil di kisaran 30,1 persen.
Struktur ULN Indonesia dikatakannya masih tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,6% dari total ULN.
Baca juga: Posisi Utang Luar Negeri Indonesia Rp5.925 Triliun, BI: Struktur ULN Tetap Sehat
Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Baca juga: BI Catat Utang Luar Negeri Indonesia Senilai Rp6.141 Triliun di Kuartal III-2022
“Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” ujarnya.
Laporan reporter: Siti Masitoh | Sumber: Kontan