Sikap The Fed Pertahankan Suku Bunga Tinggi Bikin Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp15.000 per Dolar AS
The Fed memberikan indikasi masih akan mempertahankan suku bunga tinggi karena inflasi AS masih belum turun.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau melemah mendekati level Rp15.000 per dolar AS.
Mengutip data Bloomberg Spot Rate, Senin (19/6/2023) sore, nilai tukar rupiah ditutup di level Rp14.994.
Sebelumnya pada Jumat (16/6/2023) sore, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp14.940.
Baca juga: Pasar Kripto Catat Penurunan, Bitcoin Anjlok Jadi 24.000 Dolar AS Imbas Risalah The Fed
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra mengungkapkan, pelemahan nilai tukar mata uang Garuda dibayang-bayangi isu eksternal.
Salah satu yang utama adalah sentimen Bank Sentral AS atau The Fed terkait pengaturan suku bunga.
"Pelemahan rupiah ini bersamaan dengan pelemahan nilai tukar regional lainnya terhadap dolar AS dan tekanan ke indeks saham Asia dan Eropa hari ini," ucap Ariston kepada Tribunnews, (19/6/2023).
"Kelihatannya pasar mendapatkan sentimen negatif dari pekan lalu dari hawkishnya pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell saat mengumumkan kebijakan terbaru Bank Sentral AS dan perlambatan ekonomi di Eropa dan China," sambungnya.
Dengan demikian, lanjut Ariston, The Fed memberikan indikasi masih akan mempertahankan suku bunga tinggi karena inflasi AS masih belum turun juga ke level target 2 persen.
Dan kemudian memberikan proyeksi target suku bunga acuan di 5,6 persen pada tahun ini yang artinya ada potensi kenaikan suku bunga 2 kali lagi dan memberikan sinyal tidak ada pemangkasan untuk tahun ini.
"Perlambatan ekonomi Eropa dan China memberikan kekhawatiran ke pasar dimana ini akan mendorong sentimen risk averse atau penghindaran resiko ke pelaku pasar," pungkas Ariston.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.