Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Terus Tertekan, Rupiah Terperosok Tembus ke Level Rp15.004 per Dolar AS

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra sebelumnya mengungkapkan, pelemahan nilai tukar mata uang Garuda dibayang-bayangi isu eksternal.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Terus Tertekan, Rupiah Terperosok Tembus ke Level Rp15.004 per Dolar AS
Tribunnews/JEPRIMA
Ilustrasi: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau melemah pada Selasa sore (20/6/2023). Mengutip data Bloomberg Spot Rate, rupiah ditutup di level Rp15.004. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau melemah pada Selasa sore (20/6/2023).

Mengutip data Bloomberg Spot Rate, rupiah ditutup di level Rp15.004.

Jika dilihat lebih detail, rupiah melemah 10 poin.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Hari Ini Ditutup Tergelincir

Sebelumnya pada Senin (19/6/2023) sore, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level Rp14.994.

Dengan demikian, pelemahan rupiah terus berlanjut.

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra sebelumnya mengungkapkan, pelemahan nilai tukar mata uang Garuda dibayang-bayangi isu eksternal.

BERITA REKOMENDASI

Salah satu yang utama adalah sentimen Bank Sentral AS atau The Fed terkait pengaturan suku bunga.

"Pelemahan rupiah ini bersamaan dengan pelemahan nilai tukar regional lainnya terhadap dollar AS dan tekanan ke indeks saham Asia dan Eropa hari ini," ucap Ariston kepada Tribunnews, (19/6/2023).

"Kelihatannya pasar mendapatkan sentimen negatif dari pekan lalu dari hawkishnya pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell saat mengumumkan kebijakan terbaru Bank Sentral AS dan perlambatan ekonomi di Eropa dan China," sambungnya.

Baca juga: IHSG Perkasa di 6.713 Rupiah Loyo Nyaris ke Rp 15.000/Dolar AS di Hari Kamis

Dengan demikian, lanjut Ariston, The Fed memberikan indikasi masih akan mempertahankan suku bunga tinggi karena inflasi AS masih belum turun juga ke level target 2 persen.

Dan kemudian memberikan proyeksi target suku bunga acuan di 5,6 persen pada tahun ini yang artinya ada potensi kenaikan suku bunga 2 kali lagi dan memberikan sinyal tidak ada pemangkasan untuk tahun ini.


"Perlambatan ekonomi Eropa dan China memberikan kekhawatiran ke pasar dimana ini akan mendorong sentimen risk averse atau penghindaran resiko ke pelaku pasar," pungkas Ariston.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas