Delegasi Indonesia akan Bawa Isu Dekarbonisasi Pelayaran di Sidang Majelis IMO
Pelayaran yang ramah lingkungan bakal jadi isu utama sebagai kesepakatan bersama negara-negara IMO.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keanggotaan Indonesia dalam Dewan International Maritime Organization (IMO) Kategori C Periode 2022-2023 akan berakhir pada Desember tahun ini.
Untuk itu, Indonesia kembali mencalonkan diri dan proses pemilihannya akan dilaksanakan dalam salah satu agenda Sidang Majelis IMO ke-33 pada 27 November hingga 6 Desember 2023.
Sekretaris Ditjen Perhubungan Laut Lollan Panjaitan mengatakan delegasi Indonesia akan membawa isu dekarbonisasi pelayaran di sidang IMO akhir tahun.
Baca juga: Jelang Pelayaran Perdana, Kapal Pesiar Terbesar di Dunia Icon of the Seas Dijuluki Monstrositas
Menurutnya, pelayaran yang ramah lingkungan bakal jadi isu utama sebagai kesepakatan bersama negara-negara IMO.
"Pelayaran ramah lingkungan itu mulai dari pada sisi teknis, pengoperasian kapal dan manajemen kapal yang dimaksud, harus jadi sumbangan untuk penurunan karbon dari aktivitas pelayaran," kata Lollan di kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (21/7/2023).
Lollan menjelaskan beban dekarbonisasi harus seimbang dengan kondisi setiap negara.
Dengan strategi green house gas (GHG) awal IMO yang baru direvisi, pemerintah Indonesia telah menyiapkan strategi mendorong dekarbonisasi pelayaran di tingkat nasional
“Indonesia mengajak negara-negara anggota IMO untuk memperkuat kerjasama dalam penerapan efisiensi energi san energi terbarukan untuk mempercepat penurunan emisi gas rumah kaca dari kapal,” ungkap Lollan.
Dia menambahkan bahwa delegasi Indonesia terus berupaya menggalang dukungan negara anggota IMO dalam rangka pencalonan Indonesia sebagai anggota dewan IMO kategori C periode 2024-2025.
Lollan mengatakan Indonesia juga telah mengamanatkan penerapan langkah-langkah efisiensi energi, program peremajaan kapal, wajib melaporkan konsumsi bahan bakar untuk semua kapal berbendera Indonesia, pemasangan alat bantu navigasi tenaga surya, dan elektrifikasi pelabuhan.
Dari sisi logistik, Indonesia telah mengimplementasikan Maritime Single Window yang dikenal sebagai Integrated Carrier Single Submission.
Selain itu mengembangkan sistem INAPORTNET sebagai administrasi sistem manajemen kapal yang sepenuhnya digital untuk keberangkatan dan kedatangan kapal.
“Hal ini guna memfasilitasi transportasi laut domestik dan internasional dengan cara menyederhanakan kemudian menyelaraskan proses terkait secara sistematis sesuai dengan amandemen Konvensi FAL,” tukasnya.