Pertamina-Petronas Rogoh Kocek Rp9,7 Triliun Ambil Alih Hak Partisipasi Shell di Blok Masela
Pertamina Hulu Energi telah menandatangani perjanjian akuisisi kepemilikan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited (SUOS) di Blok Masela.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - PT Pertamina (Persero) melalui unit usahanya PT Pertamina Hulu Energi (PHE), telah menandatangani perjanjian jual beli untuk akuisisi kepemilikan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited (SUOS) di Blok Masela.
Dimana PHE yang bekerjasama dengan Petronas melalui Petronas Masela Sdn. Bhd. (Petronas Masela) mengambil alih 35 persen kepemilikan SUOS di blok tersebut.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, biaya yang dikeluarkan untuk mengambil alih hak partisipasi Shell di blok Masela senilai 650 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Jika dikonversi ke dalam rupiah, angka tersebut setara Rp9,7 triliun (asumsi kurs Rp15.001 per dolar AS).
"Nilai investasi pengambilalihan hak partisipasi shell 650 juta dolar AS. Gabungan dari Petronas juga," ungkap Nicke di Indonesia Convention Exhibition Tangerang, Selasa (25/7/2023).
Nicke memgatakan, PHE nantinya akan mengelola 20 persen dari kepemilikan tersebut dan 15 persen akan dikelola oleh Petronas Masela.
Dia melanjutkan, demi memenuhi kebutuhan energi nasional dibutuhkan komitmen untuk menjaga pasokan migas dari sisi hulu.
Baca juga: Sah! Pertamina Ambil Alih Hak Shell di Blok Masela
“Selain mengelola lapangan eksisting maka diperlukan strategi untuk mengembangkan lapangan baru, salah satunya adalah Lapangan Abadi di Blok Masela,” papar Nicke.
Ia juga mengatakan, PHE sebagai Subholding Upstream Pertamina memiliki pengalaman panjang dalam kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak dan gas laut dalam baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Baca juga: Pertamina Gantikan Shell di Blok Masela, Positif untuk Pengembangan Indonesia Timur
Selain itu, PHE, melalui salah satu anak usahanya, juga memiliki pengalaman yang terbukti dalam pengembangan dan pengoperasian Kilang LNG Badak dan juga pemasaran LNG domestik dan internasional.
“Kemampuan dan kehandalan PHE yang menjadi bukti kuat bahwa Pertamina selaku BUMN dapat membangun kerjasama dengan partner global," papar Nicke.
"Kedepannya Pertamina berharap dapat melakukan kerjasama strategis pengembangan bisnis dan potensi lainnya di masa mendatang," lanjutnya.
Nicke menjelaskan bahwa kedepannya Lapangan Abadi Blok Masela berpotensi menyerap hingga 10.000 tenaga kerja.
Pengembangan Blok Masela diharapkan dapat membantu percepatan pengembangan area lokal sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan dapat menyerap tenaga kerja lokal.
Hal ini tentunya akan berdampak langsung pada pengembangan ekonomi di wilayah Indonesia Timur.
Sebagai informasi, Blok Masela merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang hak partisipasinya dipegang oleh Inpex dan Shell.
Namun Shell kemudian menyatakan keinginan untuk melepas hak partisipasinya di Lapangan Abadi, sehingga harus dicari penggantinya.
Sebelum menarik diri dari Blok Masela, Shell menguasai 35 persen saham participating interest (PI). Sisanya dikuasai Inpex sebesar 65 persen.
Lapangan Abadi Blok Masela memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barel kondensat.