Restrukturisasi Mesin Jurus Kemenperin Dongkrak Kinerja Industri Tekstil
Mendongkrak kinerja industri tekstil yang masih mengalami kontraksi, Kemenperin mengambil langkah restrukturisasi mesin.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendongkrak kinerja industri tekstil yang masih mengalami kontraksi, Kementerian Perindustrian mengambil langkah restrukturisasi mesin.
"Support pemerintah di program restrukturisasi itu juga penting, cara yang kita ambil karena industri serat benang kain ini mesinnya sudah 20 tahun lamanya dipakai, sehingga untuk berkompetisi dengan negara-negara Cina atau Vietnam itu produktivitasnya sulit untuk didongkrak," tutur Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Ignatius Warsito, Senin (31/7/2023).
Dengan anggaran restrukturisasi mesin hingga Rp 400 miliar, Kemenperin berhasil menyelesaikan target tersebut di semester I 2023.
Baca juga: Gara-gara Prototipe Ayla EV, Menperin Tantang Daihatsu Produksi Elektrifikasi di Indonesia
"Awalnya kita dikasih Rp 300 miliar sampai Rp 400 miliar untuk menjaga supaya kondisi industri serat benang dan kain itu bisa nyambung dengan permintaan garmen yang teksturnya, warnanya kita butuh. Nah ini bisa dilakukan dengan mesin-mesin berteknologi tinggi," jelasnya.
Berdasarkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Juli 2023 tercatat mengalami kontraksi 0,62 poin di angka 53,31, turun dari bulan sebelumnya 53,94.
Kontraksi ini disebabkan oleh 7 subsektor yang mengalami penurunan, diantaranya subsektor pakaian jadi.