Senin Pagi, Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp15.094 per Dolar AS
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdasarkan data Bloomberg Spot di level Rp15.094 pada Senin (31/7/2023) pagi
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdasarkan data Yahoo Finance pada hari ini, Senin (31/7/2023), dibuka menguat pada Rp 15.080 per dolar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Jumat pekan lalu ditutup anjlok turun 96 poin atau minus 0,64 persen ke Rp 15.089 per dolar AS.
Hingga sekira pukul 09.30, pergerakan mata uang Garuda menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke Rp 15.084 per dolar AS.
Adapun rupiah pagi ini bergerak dengan rentang pergerakan di kisaran Rp 15.074 per dolar AS sampai Rp 15.094 per dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah berada pada level Rp 15.090 per dolar AS, melemah sebanyak 15 poin atau 0,1 persen.
Sementara, rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia pada level Rp 15.083 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Jumat Pagi Ini Ambruk ke Rp 15.071 Per Dolar AS
Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra mengungkapkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin ini (31/7/2023) masih berpotensi mengalami pelemahan dan mengarah ke level Rp15.150 per dolar AS.
"Kisaran pergerakan mungkin di Rp15.000 hingga Rp15.150 per dolar AS," Ariston Tjendra kepada Tribunnews, Sabtu (29/7/2023).
Ia juga menjelaskan, pelemaham nilai tukar mata uang Garuda pada akhir pekan kemarin terdampak rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membaik, yakni tumbuh 2,4 persen di kuartal II-2023.
Dengan demikian, ada kecenderungan Bank Sentral AS alias The Fed, akan menaikkan atau menahan ekspektasi suku bunganya.
Untuk diketahui, semakin bagus data ekonomi AS, maka indeks dolar AS semakin menguat. Dan ini berdampak terhadap nilai tukar mata uang lainnya.
"Ini reaksi pelaku pasar terhadap membaiknya data ekonomi AS yang dirilis semalam yaitu data PDB kuartal II dan data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS," ungkap Ariston.
"Kemarin The Fed mengatakan bahwa kebijakan moneter AS ke depan akan ditentukan oleh rilis data-data ekonomi baru. Dengan membaiknya data ekonomi AS, terbuka peluang the Fed akan menaikan suku bunga acuannya sekali lagi atau mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi dalam waktu yang lebih lama," sambungnya.
Ariston juga mengatakan, bila data PCE Price Index menunjukkan perbaikan lagi, dolar AS bisa menguat di Senin terhadap rupiah.
PCE Price Index adalah indikator Amerika Serikat mengenai rata-rata peningkatan harga seluruh konsumsi personal domestik.