Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Sehari Sebelum Libur Hari Kemerdekaan, Saham PGN Catat Rekor Harga Penutupan Tertinggi

Laju saham PGAS pada penutupan perdagangan Rabu (16/8/2023), mencatat rekor harga penutupan tertinggi dalam lima bulan terakhir.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
zoom-in Sehari Sebelum Libur Hari Kemerdekaan, Saham PGN Catat Rekor Harga Penutupan Tertinggi
Tribunnews/JEPRIMA
ilustrasi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Laju saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) pada penutupan perdagangan Rabu (16/8/2023), mencatat rekor harga penutupan tertinggi dalam lima bulan terakhir.

Saham PGAS menguat 25 poin atau 1,71 persen ke level 1.485 per saham.

Penguatan pada perdagangan sehari sebelum libur hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia itu merupakan lanjutan atas rentetan penguatan sebelumnya.

Baca juga: PGN Saka Fokus Lanjutkan Pengeboran dan Selesaikan Produksi di Lapangan Eksisting Tahun Ini

Sebab sebelumnya, saham PGAS juga melesat 70 poin (5,04 persen) ke level 1.460 per saham pada penutupan perdagangan Selasa (15/8).

Sebelum mencapai level harga penutupan tersebut, level harga penutupan saham PGAS tertinggi sebelumnya adalah 1.470 pada 14 Maret 2023.

Kenaikan harga saham baru-baru ini terjadi seiring dengan terjadinya peningkatan signifikan volume perdagangan saham PGAS seperti tercermin pada perdagangan Selasa yang mencapai sebanyak 262,746 juta saham.

Meningkat lebih dari 835 persen dibandingkan 28,085 juta volume perdagangan saham PGAS pada hari sebelumnya.

Riset dari Bloomberg mencatat lonjakan permintaan saham PGAS yang diindikasikan dari kenaikan volume perdagangan saham baru-baru ini sejatinya terjadi sejak 11 pekan terakhir. ”Volume perdagangan adalah 23 kali dari rata-rata untuk saat ini (sampai dengan 11/8),” tulis riset Bloomberg.

Salah satu indikator utama tingginya demand pasar terhadap saham PGAS adalah dominasi dari harga permintaan.

Bloomberg mencatat bahwa pada 11 pekan terakhirnya, dari total saham PGAS yang diperjualbelikan, sebesar 72 persen berada di harga permintaan (bid) sedangkan 17 persen adalah harga penawaran (offer).

Sejalan dengan hal tersebut, mayoritas analis juga merekomendasikan beli (buy) terhadap saham PGAS.

Berdasarkan konsensus analis, PGAS mendapatkan 15 rekomendasi beli (buy), satu tahan (hold), dan tiga jual (sell). Peringkat konsensus adalah 4,2, pada skala 1 sampai 5. Angka 1 berarti sinyal kuat jual dan angka 5 adalah sinyal kuat beli.

Baca juga: PGN dan Pertamina NRE Jajaki Kerja Sama Bisnis Rendah Karbon

Berita Rekomendasi

Target harga (Target Price/TP) saham PGAS dalam jangka pendek ini tercatat pada level Rp1.663,13. Riset Bloomberg juga mencatat dividen yield PGAS adalah 10 persen untuk 12 bulan mendatang atau meningkat dibandingkan 9,9% pada 12 bulan sebelumnya.

Target tersebut bisa saja terlampaui mengingat sentiment positif yang ada baik yang bersumber dari regulasi pemerintah maupun kebijakan serta fundamental PGAS itu sendiri.

Dalam laporan keuangan terakhirnya yaitu kinerja triwulan pertama 2023, perusahaan subholding gas Pertamina ini meraih laba bersih sebesar 86 juta dolar AS atau sekitar Rp1,31 triliun. Pendapatan tercatat sebesar 933,7 juta dolar AS atau setara sekitar Rp14,2 triliun.

Dari sisi operasional, sepanjang tiga bulan awal tahun ini PGAS mencatatkan volume lifting minyak dan gas (migas) meningkat 7 persen menjadi 27.568 BOEPD dari 26.885 BOEPD pada Triwulan I 2022 dengan adanya tambahan produksi & lifting Blok Fasken.

Produksi migas naik 3 persen sebesar 28.685 BOEPD, transportasi minyak juga menunjukkan kenaikan signifikan yang mencapai 15.718 BOEPD atau naik 66 persen (year to date). Kinerja LPG processing juga naik mencapai sebesar 10.846 Ton.

Direktur Utama PGAS, Arief Setiawan Handoko, mengatakan perseroan sedang fokus mengoptimalkan portofolio bisnis dari sisi hulu hingga hilir. Hal ini dilakukan untuk menghadapi tantangan dan dinamika di industri migas.

”Terdapat peluang yang cukup besar bagi PGN untuk menjaga kelangsungan hidup menjadi aggregator gas nasional ke depan,” ujarnya saat pertemuan dengan Equity Analysts dan Investor, baru-baru ini.

Di sisi hulu, misalnya, Arief mengatakan bisnis upstream PGAS dapat berkontribusi lebih besar bagi Pereroan. Selain tentunya akan mendukung peningkatan lifting migas untuk negara.

Realisasinya, antara lain melalui anak usaha yaitu PGN Saka, Perseroan berhasil menambah volume produksi 2.200 barel minyak per hari tanpa kandungan air ikutannya.

Terdapat juga tambahan gas yang bisa dimonetisasi antara sebesar 20 sampai 40 MMSCF dan potensi 8.800 sampai 10 ribu barel minyak dari Blok Pangkah.

Selain itu, melalui sinergi dengan Pertamina Hulu Rokan, PGAS membangun Pipa Minyak Rokan. Inisiatif ini telah memberikan kontribusi sebesar 11,8 juta dolar AS per bulan terhadap pendapatan perseroan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas