Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Ketika Jokowi Mulai Khawatirkan Harga Beras yang Melonjak

Fenomena El Nino diyakini sudah melanda banyak negeri di dunia termasuk Indonesia.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ketika Jokowi Mulai Khawatirkan Harga Beras yang Melonjak
Warta Kota/Yulianto
Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk kebutuhan stok pangan strategis nasional aman menjelang puncak El Nino yang diprediksi dari bulan Agustus-September. Warta Kota/YULIANTO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Fenomena El Nino diyakini sudah melanda banyak negeri di dunia termasuk Indonesia.

Salah satu efek dari fenomena tersebut adalah produksi pangan yang berkurang, sehingga harga-harga kebutuhan melonjak.

Menanggapi hal ini, Presiden Joko Widodo mulai khawatir dan mengingatkan kepada jajarannya untuk mewaspadai.

Baca juga: 400 Ribu Ton Beras Impor akan Tiba Akhir Tahun Ini, Bulog Pastikan Tak Ada Penambahan

Ia merangkaknya harga beras sebagai salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia.

"Perlu saya ingatkan urusan beras dilihat terus. Ini kebutuhan pokok kita. Dicek betul. Ada kenaikan mungkin 5-6 persen tapi tetep harus diwaspadai," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Istana Negara Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Kenaikan harga beras pada Juli 2023, jelas Jokowi, berada di level 6,4% seperti dikutip dari Kontan.

Angka tersebut lebih tinggi dari angka inflasi secara umum yakni 3,08%. Naiknya harga beras merupakan dampak dari terjadinya fenomena El Nino.

Berita Rekomendasi

Lantaran adanya El Nino, negara-negara yang biasanya menjadi pengekspor beras seperti India, Kamboja, dan Bangladesh mementingkan kebutuhan pangan dalam negerinya ketimbang melakukan ekspor.

"Akibat elnino diprediksi akan berlangsung hingga awal 2024, indeks harga beras FAO naik 129,7 (poin) di Juli. 19 negara membatasi ekspor pangan. Semua kencangkan ekspor mereka. Daging, gula, beras, minyak, tepung, jagung semua untuk menyelamatkan rakyatnya masing-masing," jelasnya.

Oleh karena itu, Jokowi meminta Kepala Daerah yakni Bupati, Walikota dan Gubernur untuk memperhatikan produktivitas lahan di daerahnya. Ia juga meminta setiap daerah dapat memiliki cadangan pangan.

Saat ini, stok beras yang ada di Perum Bulog kata Jokowi ada sekitar 1,6 juta ton. Kondisi tersebut lebih tinggi dari biasanya yang hanya 1,2 juta ton.

Baca juga: Harga Beras Cenderung Naik, Kepala Bapanas: Penyebabnya Produksi Beras Turun di Semester 2

"Stok Bulog yang biasanya 1,2 juta ton, tadi saya tanya pak Budi Waseso di gudang udah ada 1,6 juta ton. Artinya dari sisi stok kita memiliki, dan dalam perjalanan ada 400.000," kata Jokowi.

Stok beras di Bulog tersebut bakal digunakan untuk mengendalikan harga di lapangan. Selain itu, upaya intervensi harga beras juga dilakukan dengan adanya bantuan pangan beras September hingga November.

"Awal September ini akan didistribusikan secepatnya bantuan pangan beras 1 keluarga penerima manfaat dapat 10 kilogram beras. Ini seperti semi operasi pasar," imbuhnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, cadangan beras pemerintah saat ini di Bulog posisi per 30 agustus sekitar 1,5 juta ton.

Dengan adanya penambahan pengadaan beras lagi diharapkan stok beras sampai akhir tahun aman

"Jadi dengan adanya pengadaan lagi diharapkan sampai akhir tahun relatif aman pak presiden," kata Airlangga.

Warga Diminta Tak Menimbun

Stok beras di Indonesia diklaim aman. Bulog pun meminta agar masyarakat tak menimbun dan tidak belanja berlebih.

Bulog jaga saat ini tengah menggelontorkan beras SPHP di pasar tradisional dan ritel modern yang dibanderol Rp47 ribu per 5 kilogram.

"Saya perlu sampaikan pada seluruh masyarakat, khususnya yang memerlukan beras, ini tidak usah takut. Datang saja ke pasar-pasar. Bulog sudah menyiapkan semuanya ini. Jadi beras SPHP ini ada di seluruh pasar," kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, dikutip pada Selasa (29/8/2023).

Dibekali stok cadangan beras pemerintah yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 1,6 juta ton, Buwas memastikan masyarakat tidak perlu khawatir akan keberadaan stok beras.

"Bulog memiliki stok yang sangat aman untuk kebutuhan stabilisasi harga beras sepanjang tahun," kata pria yang akrab disapa Buwas.

Mantan Kepala Bareskrim Polri ini menyebut penyaluran beras SPHP yang sudah berjalan mulai awal tahun ini akan digencarkan melalui para pedagang pengecer.

"Untuk itu kami perlu lihat langsung dan memastikan program ini berjalan tepat sasaran,” ujar Buwas.

Ia mengatakan pihaknya senantiasa memantau secara terus menerus situasi sekarang ini.

Bulog Akan Luncurkan Beras SPHP Kemasan 1 Kilogram

Perum Bulog akan menyediakan beras SPHP tak hanya dalam bentuk kemasan 5 kilogram, tapi juga 1 kilogram.

Buwas mengatakan, hal itu sebagai upaya pihaknya menyediakan alternatif bagi masyarakat yang tak bisa membeli beras SPHP kemasan 5 kilogram.

"Bulog juga akan membuat packaging yang 1 kilogram. Jadi masyarakat yang nanti tidak bisa membeli 5 kilogram, akan diberikan yang nanti 1 kilogram," kata Buwas.

Mantan Kepala Bareskrim Polri itu mengatakan, akan secepatnya melakukan pendistribusian dari beras SPHP kemasan 1 kilogram.

"Pokoknya kita akan secepatnya dan akan sesuaikan. Kita kan sudah ada produksinya 1 kilogram, tinggal nanti kita edarkan kebutuhan masyarakat seperti apa yang sekarang ada," ujar Buwas.

Saat ini, Bulog tengah mengkonsentrasikan pendistribusian beras SPHP dengan kemasan 5 kilogram.

Nantinya, untuk yang 1 kilogram, akan disuplai ke warung-warung.

"Yang kita konsentrasikan adalah 5 kilogram ini. Masyarakat ini kan membutuhkannya yang 5 kilogram untuk satu minggu minimal ya. Kita penuhi dulu," ujar Buwas.

"Nanti kalau di warung-warung yang butuh 1 kilogram. Dulu kan saya pernah buat juga sama yang 250 gram, tapi ternyata masyarakat tidak membutuhkan itu. Nah sekarang mungkin butuh itu bisa kita adakan lagi," lanjutnya.

Untuk harga kemasan 1 kilogram ini, ia mengatakan akan dibanderol Rp9.450 sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).

Tak Lagi Distribusikan Beras Curah

Buwas juga mengungkap alasan Bulog tak lagi mendistribusikan beras dalam bentuk curah atau 50 kilogram (kg).

Ia berujar, dari pengalaman yang terdahulu, jika didistribusikan secara curah, akan berdampak pada harganya di lapangan.

Adapun saat ini yang didistribusikan oleh Bulog adalah beras premium dengan nama beras SPHP (Stabilitas Pasokan Harga Pangan). Harganya Rp47 ribu per 5 kilogram.

"Kita tidak lagi mendistribusikan dengan bentuk curah atau 50 kg karena pengalaman yang sudah-sudah, kalau kita mendistribusikan dengan 50 kg atau bentuk curah, pasti jadinya harganya mahal di lapangan. Apa lagi beras Bulog sekarang itu premium," kata Buwas.

Harga Beras Per 31 Agustus 2023

Sementara itu, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) merilis data terbaru per hari ini kamis, 31 Agustus 2023 yang menunjukkan harga beras medium secara nasional di kisaran Rp 12.300 hingga Rp 12.400 perkilogram.

Sedangkan harga beras premium, kata Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri, saat ini ada dikisaran Rp 14.000 hingga Rp 14.200.

"Kondisi ini merupakan kondisi terburuk dan record kenaikan harga beras. Untuk itu IKAPPI mendorong agar ada upaya-upaya percepatan pencegahan agar tidak masuk ke dalam ‘darurat beras nasional’," kata Abdullah.

Meski belum masuk pada fase darurat beras secara nasional, Ia mengatakan dikhawatirkan terdapat potensi tersebut. Pasalnya IKAPPI melihat bahwa di lapangan saat ini terutama di tingkat penggilingan sudah cukup sulit mendapatkan beras bahkan berebut.

Di sisi lain, Abdullah menilai Kementrian Pertanian masih meyakini bahwa akan ada panen di September.

"Tetapi kami sendiri melihat fakta di lapangan melalui keluhan dari pedagang pasar se-Indonesia," kata Abdullah.

Oleh karena itu, IKAPPI meminta meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk mengupayakan langkah-langkah yang efektif dalam pemenuhan stok dan harga beras.

"Bagaimanapun juga beras adalah satu-satunya bahan pangan yang wajib di masyarakat, sehingga kami mendorong untuk dilakukan percepatan penguatan penanganan agar tidak terjadi kepanikan dibawah," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas