Luhut: Krisis Iklim Datangkan Kerugian Dunia Hingga Rp352 ribu triliun pada 2050
Krisis iklim akan menimbulkan kerugian bagi dunia hingga 23 triliun dolar AS atau sekitar Rp352 ribu triliun pada 2050 mendatang.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, krisis iklim akan menimbulkan kerugian bagi dunia hingga 23 triliun dolar AS atau sekitar Rp352 ribu triliun pada 2050 mendatang.
Di 2050 pula, kerugian dunia juga akan diiringi dengan jumlah kematian yang mencapai 3 juta orang.
"Krisis iklim adalah masalah utama bagi generasi kita. Planet kita kini semakin tak layak huni," kata Luhut dalam sambutannya di Indonesia Sustainability Forum 2023 di Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Ia mengatakan, krisis iklim akan menimbulkan dampak pada ketahanan pangan, pembangunan wilayah pedesaan, dan kemiskinan.
Kini, kata Luhut, dunia sedang dalam posisi krusial karena tindakan apapun yang dilakukan negara-negara pada hari ini, akan menentukan kesejahteraan generasi mendatang.
"Semua pihak perlu mengambil tindakan untuk menyelamatkan masa depan dari perubahan iklim," ujar Luhut.
Secara global, ia mengatakan banyak perjanjian yang telah ditandatangani. Namun, saat ini yang dibutuhkan adalah tindakan konkret.
"Kolaborasi internasional, dengan kecepatan dan skala (yang ditingkatkan, red), semakin dibutuhkan dari sebelumnya," kata Luhut.