Groundbreaking LRT Bali Awal 2024, Menko Luhut: Ada Investor Asing yang Tertarik
Pemerintah menargetkan groundbreaking LRT Bali dapat direalisasikan pada awal tahun 2024 dan akan digarap oleh investor luar negeri.
Penulis: Nitis Hawaroh
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah menargetkan groundbreaking LRT Bali dapat direalisasikan pada awal tahun 2024 dan akan digarap oleh investor asing.
"Kita berharap tahun depan bisa groundbreaking (LRT Bali)," kata Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan kepada awak media di acara HUT Luhut ke-76 di Sopo Del Tower, Kuningan, Jakarta, Kamis (28/9/2023).
Luhut menyatakan, investor asing tertarik menggarap proyek LRT Bali diantaranya dari Korea, Jepang dan China. Namun dari ketiga negara investor itu pemerintah Indonesia belum menentukan siapa yang akan menanamkan investasi pada proyek LRT tersebut.
"(Investor asing) ada, sangat ada, jadi yang jelas ada Korea, Jepang, China, mana saja yang kita teknologi mau transfer dan cepat dan murah kita akan ambil," ucap Luhut.
"Yang penting cepat, kredibel, dan mereka mau transfer teknologi ke kita," imbuhnya.
Sebelumnya, Luhut mengatakan jika LRT di Bandara Ngurah Rai Bali tidak dibangun, maka akan terjadi penumpukan penumpang mengingat pada 2026, bandara tersebut akan melayani sekitar 24 juta penumpang per tahun.
Menurut Luhut, Presiden Jokowi dalam rapat pada Rabu ini sudah memerintahkan jajaran menteri agar melakukan studi lanjutan untuk LRT Bali, dari Bandara Ngurah Rai ke Seminyak, atau kemungkinan hingga ke Canggu.
"Dari lapangan terbang sampai ke Seminyak dan kalau perlu nanti terus sampai ke Canggu itu 20 kilometer, dan nanti kita sedang pertimbangkan memasukkan harga tiket 1 dolar AS, 2 dolar AS, setiap penumpang pakai tidak pakai, sehingga dengan pembiayaan publik juga akan bisa jalan," kata Luhut.
Presiden Jokowi dalam rapat tersebut meminta kereta LRT, kereta MRT, dan moda transportasi publik lainnya terintegrasi, sehingga memudahkan masyarakat untuk menggunakan transportasi publik.
Baca juga: Di Sela KTT G20, Gubernur Koster Bertemu Menteri Korea Selatan Bahas Pembangunan LRT Bali
Jokowi juga meminta percepatan pembangunan infrastruktur penghubung transportasi publik dengan sarana dan prasaran yang memadai.
"Jembatan penghubung misalnya antara LRT Halim dengan Stasiun Kereta Cepat, kemudian juga penghubung Stasiun Kereta Api Manggarai dengan Transjakarta, penghubung Stasiun Tanah Abang dan Dukuh Atas, dan kita harus memastikan semuanya memiliki penerangan, memiliki lampu jalan, dan bisa melindungi dari hujan," ujarnya.