Biaya Proyek Kereta Cepat Whoosh Membengkak 1,2 Miliar USD, Soal Bunga Utang Belum Ada Titik Terang
biaya pengerjaan proyek Kereta Cepat Whoosh membengkak alias mengalami cost overrun hingga 1,2 miliar dolar AS.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengklaim masih terus melakukan negosiasi terkait bunga utang pinjaman untuk membiayai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, bersama pihak China, yang biayanya membengkak.
Diketahui, biaya pengerjaan proyek Kereta Cepat Whoosh mengalami pembengkakan biaya, alias mengalami cost overrun hingga 1,2 miliar dolar AS.
Hitung-hitungan tersebut telah disepakati oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang merupakan perusahaan patungan antara konsorsium Badan Usaha Milik Negara Indonesia (BUMN) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian China.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Pemerintah masih menargetkan bunga pinjaman dapat disepakati di bawah 4 persen.
"Oh kan udah (cost overrun) 1,2 miliar dolar AS sudah final. Udah selesai. Kisaran bunganya 3,5 sampai 4 persen, lagi negosiasi," ungkap pria yang akrab disapa Tiko saat ditemui di Sarinah Jakarta, Selasa (3/10/2023).
"Ini lagi difinalkan. Minggu ini harusnya keluar. Tapi sekitar 3,6-3,7 lah (bunga yang disepekati)," sambungnya.
Dalam kesempatan tersebut Tiko juga menanggapi terkait proyek KCJB yang dituding sulit balik modal dalam jangka waktu yang lama.
Baca juga: Makna Logo Mirip Huruf W di Badan Kereta Cepat Whoosh
Menurut Tiko, hampir semua proyek-proyek infrastruktur atau transportasi massal pada dasarnya untuk memudahkan mobilitas masyarakat.
Sehingga, seiring berjalannya waktu penggunaan transportasi massal merubah pola peradaban transportasi Indonesia.
Baca juga: Naik Kereta Cepat Whoosh Gratis hingga 7 Oktober 2023, Ini Cara dan Jadwalnya
"Kalau proyek infrastruktur dasar seperti ini kan balik modalnya bisa 30-40 tahun. Ini kan infrastruktur dasar yang memang perlu dibangun untuk jangka panjang yang merubah pola peradaban transportasi Indonesia," pungkas Tiko.