PO Lorena Waspadai Lonjakan Harga Suku Cadang Pasca Kenaikan Harga BBM Nonsubsidi
PT Eka Sari Lorena Transport Tbk mewaspadai potensi kenaikan harga suku cadang bus pasca kenaikan harga BBM nonsubsidi.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajemen perusahaan transportasi darat, PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) yang menaungi PO Lorena dan PO Karina, mewaspadai potensi kenaikan harga suku cadang bus pasca kenaikan harga BBM nonsubsidi.
Kenaikan harga BBM nonsubsidi dikhawatirkan memicu kenaikan inflasi dan kenaikan harga barang, termasuk suku cadang kendaraan yang merupakan komponen utama perusahaan transportasi darat.
Direktur Eka Sari Lorena Transport Dwi Ryanta Soerbakti mengatakan, biaya suku cadang mencapai 12,5 persen terhadap total pengeluaran perusahaan.
“Kemungkinan akan terjadi kenaikan harga sparepart dan komponen pendukung lainnya,” ungkap Dwi Ryanta Soerbakti dikutip Kontan, Senin (3/10/2023).
Dia mengatakan, pada dasarnya kenaikan harga BBM non subsidi tidak berdampak secara langsung terhadap bisnis perusahaan. Ini lantaran seluruh armada LRNA masih menggunakan BBM subsidi.
Pihaknya sudah menempuh beberapa langkah antisipasi sejak pandemi termasuk melakukan efisiensi di segala lini.
Manajemen LRNA juga melakukan pengontrolan ketat terhadap pemakaian BBM dan sparepart serta mengembangkan sistem IT yang bisa mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya manusia (SDM).
Baca juga: Harga BBM Naik, PO Lorena-Karina Naikkan Tarif Tiket Bus AKAP Hingga Rp 40.000
Seperti diketahui, harga jual BBM nonsubsidi yang dijual di SPBU per 1 Oktober 2023 kembali naik , setelah sempat naik pada bulan September 2023 lalu.
Kenaikan harga tersebut diumumkan oleh PT Pertamina (Persero), Shell Indonesia, BP - AKR dan juga Vivo Energy Indonesia.
Laporan reporter: Vina Elvira | Sumber: Kontan