Rupiah Akhir Pekan Ditutup di Level Rp15.682 Per Dolar AS
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup di posisi Rp15.682 sore ini, Jumat (13/10/2023).
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup di posisi Rp15.682 sore ini, Jumat (13/10/2023).
Dibandingkan penutupan sehari sebelumnya, nilai tukar mata uang Garuda menguat tipis. Pada penutupan Kamis sore kemarin (12/10/2023), kurs rupiah ditutup di level Rp15.699.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengungkapkan, fluktuasi nilai tukar rupiah terimbas oleh ekspektasi bahwa suku bunga AS yang kini berada di level tinggi akan segera berakhir.
"Belakangan ini ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS sekali lagi terbantahkan oleh pernyataan-pernyataan beberapa petinggi the Fed pekan, ini sehingga penguatan dollar AS sedikit goyang," papar Ariston kepada Tribunnews, Jumat (13/10/2023).
Untuk pekan depan, pergerakan nilai tukar rupiah masih akan dipengaruhi oleh isu suku bunga tinggi AS dan konflik Israel Hamas. Selain itu data China dan Indonesia juga bisa mempengaruhi pergerakan.
Data inflasi AS bulan September 2023 yang dirilis pekan ini menunjukkan bahwa inflasi masih naik di angka 3,7 persen secara year on year (yoy).
Ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa kebijakan suku bunga tinggi AS akan bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama. Dolar pun menguat di Jumat ini karena hal tersebut.
Tapi sebelumnya di Pekan ini, beberapa petinggi Bank Sentral AS memberikan pernyataan yang menyebutkan tidak diperlukannya kenaikan suku bunga acuan AS lagi karena suku bunga real jangka panjang juga sudah tinggi.
Baca juga: Ekonom Prediksi Kurs Rupiah Hingga Akhir 2023 Sundul ke Rp 15.400
Dolar AS sempat melemah karena ekspektasi pasar soal kenaikan suku bunga acuan AS ini berubah turun. Rupiah pun sempat menguat terhadap dolar AS karena pernyataan petinggi Bank Sentral AS tersebut.
Di pekan depan, beberapa data ekonomi AS akan menjadi perhatian pelaku pasar untuk mengonfirmasi soal isu suku bunga tinggi AS seperti data penjualan ritel, data perumahan, data aktivitas manufaktur di wilayah industri New York dan Philadelphia, dan data klaim tunjangan pengangguran.
Baca juga: Rabu Sore Rupiah Menguat ke Level Rp15.699 per Dolar AS
Kemudian, perang Israel dan Hamas masih menjadi kekhawatiran pasar sehingga pelaku pasar akan mencermati perkembangan, apakah akan membesar dan melibatkan negara lain atau terkonsentrasi di dua pihak saja.
Bila terekskalasi, kekhawatiran pelaku pasar akan meningkat dan dolar bisa menguat lagi.
"Dari faktor di atas, potensi pelemahan rupiah masih terbuka untuk pekan depan. Rupiah masih bisa bergerak lagi di atas Rp15.700 hingga Rp15.750 tapi di sisi lain, perubahan sentimen terkait kenaikan suku bunga acuan the Fed, rupiah bisa menguat lagi ke arah support Rp15.600," pungkasnya.