Analis: Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Melemah ke Level Rp15.700
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin awal pekan depan (16/10/2023) depan berpotensi melemah ke posisi Rp 15.700
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin awal pekan depan (16/10/2023) depan berpotensi mengalami pelemahan dan mengarah ke level Rp15.700 per dolar AS.
Sebelumnya pada Jumat (13/10/2023) sore, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup berada di level Rp15.682
"Rupiah masih bisa bergerak lagi di atas Rp15.700 hingga Rp15.750 tapi di sisi lain, perubahan sentimen terkait kenaikan suku bunga acuan the Fed, rupiah bisa menguat lagi ke arah support Rp15.600," ucap Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra kepada Tribunnews, dikutip Sabtu (14/10/2023).
Ariston mengungkapkan, adapun fluktuasi nilai tukar rupiah pada pekan depan bakal dipengaruhi sejumlah sentimen.
Rupiah masih akan dipengaruhi oleh isu suku bunga tinggi AS dan konflik Israel Hamas. Selain itu data China dan Indonesia juga bisa mempengaruhi pergerakan rupiah.
Diketahui, data inflasi AS bulan September 2023 yang dirilis pekan ini menunjukkan bahwa inflasi masih naik di angka 3,7 persen secara year on year (yoy).
Ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa kebijakan suku bunga tinggi AS akan bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Tapi sebelumnya di Pekan ini, beberapa petinggi Bank Sentral AS memberikan pernyataan yang menyebutkan tidak diperlukannya kenaikan suku bunga acuan AS lagi karena suku bunga real jangka panjang juga sudah tinggi.
Baca juga: Rabu Sore Rupiah Menguat ke Level Rp15.699 per Dolar AS
Dolar AS sempat melemah karena ekspektasi pasar soal kenaikan suku bunga acuan AS ini berubah turun. Rupiah sempat menguat terhadap dolar AS karena pernyataan petinggi Bank Sentral AS tersebut.
Di pekan depan, beberapa data ekonomi AS akan menjadi perhatian pelaku pasar untuk mengonfirmasi soal isu suku bunga tinggi AS seperti data penjualan ritel, data perumahan, data aktivitas manufaktur di wilayah industri New York dan Philadelphia, dan data klaim tunjangan pengangguran.
Baca juga: Rupiah Akhir Pekan Ditutup di Level Rp15.682 Per Dolar AS
Kemudian, perang Israel dan Hamas masih menjadi kekhawatiran pasar sehingga pelaku pasar akan mencermati perkembangan, apakah akan membesar dan melibatkan negara lain atau terkonsentrasi di dua pihak saja.
Bila terekskalasi, kekhawatiran pelaku pasar akan meningkat dan dolar bisa menguat lagi.
"Dari faktor di atas, potensi pelemahan rupiah masih terbuka untuk pekan depan," pungkas Ariston.