Kebakaran TPA Suwung di Denpasar Dinilai Bisa Ganggu Pariwisata
Pariwisata sebagai jantung dari perekonomian Bali akan mempunyai efek rembetan ke UMKM di Bali.
Penulis: Sanusi
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebakaran TPA Suwung, Denpasar, yang terjadi sejak Kamis (12/10/2023) kemarin sangat mengkhawatirkan karena bisa merusak citra Bali sebagai andalan utama kepariwisataan nasional.
Para pemerhati lingkungan menilai kejadian tersebut terjadi akibat perencanaan lingkungan dan penataan wilayah yang kurang baik, matang dan komprehensif.
“Kebakaran TPA Suwung tidak hanya menimbulkan kerusakan ekologi dan lingkungan. Namun dampak berantainya lebih luas, termasuk dampak ekonomisnya yang besar,” kata peneliti yang juga Chairman The Asia Post Institute, Eko B Supriyanto dalam keterangan tertulisnya, Minggu 15 Oktober 2023.
Baca juga: Dorong Sektor Pariwisata, Homestay Bantuan BRI Peduli Tingkatkan Kapabilitas Warga Desa Kuta Lombok
Kasus ini menjadi alarm bagi industri pariwisata di Bali.
“Pariwisata sebagai jantung dari perekonomian Bali akan mempunyai efek rembetan ke UMKM di Bali. Pada akhirnya sektor perbankan akan mengalami hujan kredit bermasalah,” kata Eko.
Sementara itu Herdi Sahrasad, peneliti lingkungan dari Paramadina Institute of Ethics and Civlization, menyatakan pemerintah daerah Bali harus serius mengatasi kasus kebakaran sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Sarbagita Suwung, Denpasar, tersebut.
“Bali ini andalan utama pariwisata kita, yang menjadi tujuan utama turis mancanegara. Kita sudah menyaksikan sendiri bagai negara maju di Eropa, AS dan Korsel mengolah sampah dengan membangun pengolahan sampah yang modern dan berwawasan lingkungan,” katanya.
Kebakaran TPA Suwung diduga akibat gas metana dari tumpukan sampah.
"Penyebab kebakaran diperkirakan dari panasnya tumpukan sampah dan gas metan yang dihasilkan, sehingga berpotensi mengeluarkan api," kata Kepala Seksi Humas Polresta Denpasar Iptu Ketut Sukadi dalam keterangannya di Denpasar, Bali, Kamis.
Pemprov Bali memang sudah merencanakan penutupan permanen TPA Suwung seraya membangun Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di beberapa tempat. Namun realisasinya lambat dan belum bisa dilaksanakan hingga terjadi kebakaran sekarang ini.
Model TPA di pinggiran kota tidak tepat lagi, apalagi di wilayah pariwisata seperti Bali. Selain ancaman bahaya gas metana yang menimbulkan kebakaran, juga mengganggu pemandangan dan bau tidak sedap.
Kebakaran TPA Suwung merupakan peristiwa terbaru, setelah sejumlah TPA di beberapa kota juga terbakar.
Sebelumnya, terjadi kebakaran di TPA Putri Cempo di Solo, TPA Sarimukti di Bandung, TPA Randegan di Mojokerto, TPA Mrican di Ponorogo, TPA Gunung Sadai di Belitung, TPA Jatibarang dan TP Kopi Luhur di Kota Cirebon.
Kerugian akibat kebakaran TPA tersebut sangat besar, baik langsung maupun tidak langsung. Di beberapa kota, tak sedikit warga harus diungsikan untuk menghindari dampak asap yang merugikan Kesehatan.