Kisah Ladang Lima yang Manfaatkan Singkong untuk Sajikan Makanan Sehat di Shopee 11.11 Big Sale
Sebagai negara tropis, Indonesia diberkahi dengan aneka ragam tumbuhan umbi-umbian yang bisa dengan subur ditanam di mana saja.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melestarikan budaya Indonesia menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat. Bukan sekadar tarian maupun peninggalan sejarah, memanfaatkan sumber makanan asli Indonesia layaknya singkong pun bisa kita jadikan jalan untuk menjunjung budaya Indonesia.
Seperti yang dilakukan Annisa Pratiwi bersama sang suami yang melihat potensi yang bisa dikembangkan dari kebun singkong yang dimiliki keluarganya dengan membuka bisnis Ladang Lima.
Sebagai negara tropis, Indonesia diberkahi dengan aneka ragam tumbuhan umbi-umbian yang bisa dengan subur ditanam di mana saja.
Baca juga: Belajar dari Kisah Inspiratif ‘Raeni’, Ibas Beri Motivasi Mahasiswi Penerima Beasiswa
Singkong banyak diolah menjadi gorengan, keripik maupun makanan lain yang umum dijumpai warga Indonesia. Namun, di mata Annisa dan suami, singkong dinilai masih memiliki potensi besar untuk diolah, diantaranya menjadi tepung.
Tepung sendiri juga banyak digunakan sebagai bahan dasar berbagai jenis makanan, seperti roti dan aneka kue di Indonesia yang sebenarnya bahan bakunya berasal dari gandum yang tidak tumbuh di Indonesia.
CMO Ladang Lima Annisa Pratiwi, mengatakan setelah riset selama setahun, akhirnya ia menemukan hasil olahan singkong yang dapat dimanfaatkan menjadi tepung terigu.
"Bahan dasarnya singkong dijadikan tepung dan ternyata gluten free dan sehat untuk dikonsumsi. Dengan memanfaatkan singkong menjadi tepung, ini juga selaras dengan mimpi kami untuk bisa mendukung ketahanan pangan di Indonesia melalui hasil kekayaan alam dari petani kita sendiri," tutur Annisa dalam acara Shopee 11.11 Big Sale : Merajut Kekayaan Budaya Melalui Karya, Jakarta, Kamis (2/11/2023).
Ladang Lima yang menyajikan berbagai produk makanan ready to eat dan tepung hasil olahan dari singkong kian optimistis menjalankan bisnisnya, terlebih saat ini masyarakat sudah sadar untuk memilih produk yang lebih sehat.
Hal ini membuat Ladang Lima ingin menunjukkan bahwa bahan baku lokal bisa menjadi alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan diet gluten free dan sama kualitasnya seperti produk impor.
"Respon yang positif dari masyarakat membawa kami bisa terus berkembang. Berawal dari satu varian produk berupa Tepung Singkong (Mocaf), kini kami sudah bisa mengembangkan inovasi produk sehat lainnya, mulai dari cookies gluten free, mie gluten free, pasta singkong dan aneka tepung premiks lainnya," jelas Annisa.
Bahan baku singkong sendiri didapatkan dari petani lokal di Pasuruan daerah Malang yang merupakan penghasil singkong terbesar di Indonesia.
Kebun ini juga berada di bawah kaki gunung Bromo yang dekat dengan pabrik pembuatan produk Ladang Lima, sehingga olahan yang dihasilkan selalu menggunakan singkong yang segar.
Ladang Lima hanya memproses singkong segar yang baru dipanen untuk menjaga kualitas tepung singkong dan menghasilkan warna tepung yang putih alami tanpa proses pemutihan.
Tidak hanya itu, dalam proses produksi, Ladang Lima juga memberdayakan perempuan di wilayah sekitar kebun dan saat ini 70 persen pekerja di pabrik dan kebun adalah wanita.
"Dapat dikatakan, semua pembuatan produk Ladang Lima dikerjakan oleh tangan-tangan perempuan lokal," ucap Annisa.
Guna terus mengembangkan pasar yang masih memiliki potensi besar, Ladang Lima akhirnya bergabung ke Shopee pada 2018.
Ladang Lima memulai bisnis dengan kondisi dimana masyarakat sudah terbiasa menggunakan jenis tepung yang ada dipasaran dan awareness masyarakat akan makanan sehat juga belum setinggi saat ini.
Annisa menyebut, melalui Shopee, Ladang Lima bisa menjual dan memperkenalkan produk-produk yang dimiliki kepada jangkauan pengguna yang luas yang Shopee miliki bahkan hingga ke area pelosok.
"Para pengguna Shopee juga sangat menyukai produk kami, terutama cookies gluten free dan menjadikan Shopee sebagai channel penjualan cookies Ladang Lima terbanyak," ujarnya.
Berbagai program dan kampanye Shopee yang Ladang Lima ikuti pun telah membantu bisnis untuk terus berkembang dan berhasil memberikan eksposur kepada Ladang Lima sebagai pilihan masyarakat ketika mencari alternatif produk sehat.
"Semua hal ini ikut berdampak secara signifikan pada penjualan dan peningkatan transaksi Ladang Lima di Shopee, dimana setiap tahun kami selalu merasakan peningkatan penjualan di Shopee hingga mencapai 2 kali lipat," tambah Annisa.
Head of Marketing Growth Shopee Indonesia Monica Vionna, menyampaikan Shopee selalu berupaya untuk menjadi wadah yang dapat mengenalkan kekayaan budaya Indonesia dan mengajak pengguna untuk melestarikannya lewat produk dari brand lokal dan UMKM.
"Dengan memilih menggunakan produk lokal, masyarakat bukan hanya sekadar mengikuti tren semata, melainkan juga mengambil peran yang aktif dalam menjaga dan memperkaya warisan budaya," kata Monica.
Ia menambahkan, masyarakat dapat ikut serta memberikan dampak positif pada pertumbuhan bisnis pelaku usaha lokal dan sektor UMKM secara langsung, yang membuka kesempatan bagi pelaku usaha berkembang dan terus menghadirkan inovasi produk berkualitas.
"Acara hari ini diharapkan dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi pengguna untuk melihat potensi dan ikut mendukung ragam produk lokal yang mewujudkan budaya Indonesia sepanjang kampanye Shopee 11.11 tahun ini," terang Monica.