Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis
Tujuan Terkait

Perluas Akses Pasar Industri Kecil dan Menengah, Kemenperin Dorong Program e-Smart IKM

Memperluas pasar untuk Industri Kecil dan Menengah, transformasi digital menjadi pilihan utama, sebab bukan hanya market nasional

Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Perluas Akses Pasar Industri Kecil dan Menengah, Kemenperin Dorong Program e-Smart IKM
Tribunnews/HO/Biro Pers Setpres/Laily Rachev
ILustrasi: Presiden Joko Widodo meninjau Pameran IKM 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM - Memperluas pasar untuk Industri Kecil dan Menengah, transformasi digital menjadi pilihan utama, sebab bukan hanya market nasional bahkan internasional bisa digaet melalui ranah digital.

Kementerian Perindustrian sendiri berupaya mentransformasikan UMKM ke digital industri, termasuk dalam agenda Making Indonesia 4.0 yang dicanangkan sejak tahun 2018.

Gerakan Making Indonesia 4.0 tidak hanya meliputi industri skala besar, namun juga Industri Kecil dan Menengah (IKM).

Baca juga: Utamakan Penggunaan Teknologi, Kemenperin Berupaya Dongkrak IKM Tekstil Naik Kelas

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita, mengatakan melalui peta jalan Making Indonesia 4.0, IKM diarahkan untuk dapat memanfaatkan perkembangan teknologi melalui penguasaan literasi digital di sisi pemasaran dan penjualan, serta dukungan teknologi di sisi manufaktur untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing produk.

"Kami memiliki program e-Smart IKM yang membantu pelaku IKM untuk memperluas akses pasar melalui pemasaran digital. Kami bekerja sama dengan marketplace ternama seperti Tokopedia, Shopee, BliBli, BukaLapak dan juga asosiasi e-commerce Indonesia (idEA)," tutur Reni, Sabtu (11/11/2023).

Program e-Smart sejalan dengan semangat Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo.

Berita Rekomendasi

Memulai pemasaran digital menjadi keahlian yang harus dikuasai oleh pelaku usaha manapun di era modern.

"Didorong oleh kondisi pandemi Covid-19 yang sempat melanda Indonesia dan peningkatan penetrasi teknologi digital di Indonesia, konsumen mengalami perubahan selera berbelanja, dari yang semula belanja secara konvensional dengan mengunjungi toko menjadi belanja daring (online)," ungkapnya.

Hal ini didukung oleh data pengguna internet, pengguna e-commerce, dan nilai transaksi e-commerce Indonesia. Laporan Digital 2023: Indonesia mencatat pada Januari 2023 terdapat 212 juta pengguna internet di Indonesia, dengan penetrasi internet mencapai 77 persen.

Baca juga: Era Kendaraan Listrik, Kemenperin Sebut IKM Komponen Kendaraan Dapat Perluas Pasar ke Elektrifikasi

Lalu, Statista Market Insights juga melaporkan bahwa ada 179 juta jiwa pengguna e-commerce di Indonesia pada tahun 2022 dan diprediksi mencapai 196 juta pada tahun 2023.

Nilai transaksi e-commerce Indonesia, sebagaimana diprediksi oleh Bank Indonesia, berpotensi mencapai Rp 572 triliun pada akhir tahun 2023.

"Kalau dilihat datanya, sebenarnya ini peluang yang harus dimanfaatkan. Sekarang hanya bermodal smartphone saja, pelaku usaha bisa memperluas pasar dan meningkatkan penjualan tanpa perlu keluar biaya dan energi besar dibanding cara pemasaran konvensional. Jadi, sudah murah, mudah, efektif juga, jadi sangat cocok untuk pelaku IKM," jelas Reni.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas