Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Investor Asing di IKN Nihil, Celios: Mereka Masih Ragu Rencana Pengembangan IKN

Bhima Yudhistira menyampaikan terdapat beberapa faktor penyebab investor asing enggan menanamkan modal di IKN.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Sanusi
zoom-in Investor Asing di IKN Nihil, Celios: Mereka Masih Ragu Rencana Pengembangan IKN
Kompas.com/Desy Kristi Yanti
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo berujar, hingga pertengahan November 2023 belum ada investor asing yang masuk untuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyampaikan terdapat beberapa faktor penyebab investor asing enggan menanamkan modal di IKN.

"Pertama, investor asing masih meragukan detail rencana pengembangan IKN, termasuk proyeksi penduduk yang akan menempati IKN," tutur Bhima saat dihubungi, Senin (20/11/2023).

Baca juga: Jokowi Akui Belum Ada Investor Asing Minat Investasi di IKN, Begini Alasannya

Bhima menambahkan, investor akan menanamkan modal ke suatu proyek jika mendapat hitung-hitungan yang jelas. Jika rencana suatu proyek banyak meragukan, investor akan menunda untuk berinvestasi.

"Kedua, terdapat kebingungan antara pembangunan di IKN dengan masifnya pengembangan mega proyek di Jawa salah satunya rencana perpanjangan kereta cepat Jakarta-Surabaya," kata Bhima.

Karena kebutuhan investasinya sama-sama besar maka investor akhirnya masih melihat ceruk pasar dan potensi ekonomi masih tetap berpusat di Jawa. Hal ini juga mempengaruhi proyeksi penduduk yang akan menempati IKN dalam jangka panjang.

Berita Rekomendasi

"Ketiga, kondisi ekonomi di negara asal investasi masih menghadapi risiko naiknya suku bunga dan inflasi. Jadi banyak investor saat ini tidak berani masuk ke proyek yang berisiko tinggi," tutur Bhima.

Keempat, faktor pemilu dan drama politik misalnya soal polemik batas usia calon wakil presiden di Mahkamah Konsitusi yang menuai kekhawatiran keberlanjutan pada program IKN kedepan.

Baca juga: Investor Asing Masih Ogah Investasi di IKN Nusantara, Ini Kata Jokowi

"Wajar banyak yang wait and see dulu," terangnya.

Kelima, investor khususnya dari negara maju punya standarisasi Environmental, Social, and Governance (ESG) yang makin ketat.

Sementara pembangunan IKN masih dikhawatirkan memicu deforestasi, dampak sosial ke masyarakat lokal hingga masih dinilai lemah terkait transparansi atau tata kelola. Itu yang buat missmatch antara standar investor dengan IKN.

"Membuat ESG scoring bagi tiap proyek yang ditawarkan. Jaga stabilitas politik dengan menciptakan netralitas pemerintah dalam pemilu sehingga gaduh politik tidak sebabkan keraguan investor," tutur Bhima.

Baca juga: Investor Asing Masih Ogah Investasi di IKN Nusantara, Ini Kata Jokowi

Selain itu, pemerintah juga bisa memperbaiki skema insentif pajak dan lahan. Semakin banyak insentif pajak dan sewa HGU sampai 190 tahun justru membuat ragu investor terkait tingkat pengembalian modal.

"Jangan obral insentif terlalu banyak. Justru investor akan ragu buat apa kasih 190 tahun HGU apa karena proyek tidak laku?" tambah Bhima.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengakui hingga saat ini belum ada realisasi investasi asing untuk masuk ke IKN. Meski demikian, Presiden menekankan sudah ada 300 letter of intent (LoI) atau surat kesepakatan awal minat investasi asing untuk ibu kota baru tersebut.

"Sampai sekarang sudah lebih dari 300 LoI yang sudah ditandatangani, saya kira itu sudah segera akan tambah terus. Tapi memang sampai saat ini yang real (sungguhan) untuk memulai (investasi) memang belum," ujar Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (20/11/2023).

Baca juga: Pembangunan Jalan Tol di IKN Ditargetkan Rampung April 2024

Namun, lanjut Jokowi, dengan banyaknya LoI yang sudah ada, dirinya optimis masih ada potensi investasi asing akan masuk ke IKN. Hanya saja, saat ini pemerintah masih memprioritaskan investasi dalam negeri masuk untuk pembangunan di IKN.

"Masih ada potensi. Saya kira akan (pasti). Hanya kita gabungkan dulu investor di dalam negeri terlebih dulu," tutur Jokowi.

Kepala Negara juga menegaskan, setiap kali melakukan kunjungan ke luar negeri, dirinya selalu menyampaikan perkembangan pembangunan IKN dan investasi apa saja yang terbuka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas