Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Ditutup Melemah ke Level Rp 15.565

Pasar sedang menunggu data indeks manajer pembelian AS yang diperkirakan terus anjlok.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Ditutup Melemah ke Level Rp 15.565
Tribunnews/JEPRIMA
Berdasarkan situs Bloomberg, hari ini nilai rupiah turun 12 poin (0,08 persen) ke level Rp 15.565 dari posisi Rp 15.553 per dolar AS. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada penutupan perdagangan Jumat (24/11/2023) akhir pekan ini.

Berdasarkan situs Bloomberg, nilai rupiah turun 12 poin (0,08 persen) ke level Rp 15.565 dari posisi Rp 15.553 per dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat pasar sedang menunggu data indeks manajer pembelian AS yang diperkirakan terus anjlok. Penyebabnya adalah perekonomian AS yang melemah akibat tingginya suku bunga dan inflasi.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Melemah di Akhir Pekan, Menuju Level Rp16.000

"Tanda-tanda pelemahan apa pun pada perekonomian AS membatasi ruang The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi," ujar Ibrahim di Jakarta, Jumat (24/11/2023).

Menurutnya, peluang terjadinya penurunan suku bunga lebih awal akan semakin meningkat. Di sisi lain, ada kekhawatiran terhadap pernyataan Gubernur Bank of England mengenai suku bunga tinggi yang berkelanjutan.

"Pelemahan indeks industri manufaktur (PMI) Eropa dan Jepang menunjukkan tren perlambatan ekonomi di seluruh dunia. Pada gilirannya mendorong permintaan safe haven terhadap dolar AS," kata Ibrahim.

Berita Rekomendasi

Sedangkan, pasar domestik memantau sejumlah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan pasar memprediksi beberapa indikator ekonomi tidak berjalan sesuai ekspektasi pemerintah maupun Bank Indonesia.

"Hal tersebut akan berpengaruh kepada Produk Domestik Bruto kuartal IV-2023, yang diperkirakan tumbuh dibawah 5 persen," kata Ibrahim.

Penyebabnya adalah melambatnya perekonomian global, serta meningkatnya tensi geopolitik yang berdampak pada inflasi dan nilai tukar rupiah. Indonesia dapat mengatasi tantangan itu dengan penggunaan APBN sebagai instrumen penjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

"Sehingga, pengelolaan APBN akan memperhatikan dinamika yang berdampak terhadap perekonomian domestik," kata Ibrahim.

Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan ini ditutup menguat pada level 7.009. Ini berarti kenaikan lima poin atau 0,08 persen dibandingkan perdagangan sehari sebelumnya.

Data RTI Business menunjukkan pada perdagangan hari ini sebanyak 245 saham menguat. Sedangkan 276 saham mengalami pelemahan dan 231 saham stagnan.

Nilai transaksi perdagangan tercatat sebesar Rp12,3 triliun dengan jumlah saham yang ditransaksikan sebanyak 27,48 miliar lembar. Lima saham yang paling aktif diperdagangkan pada hari adalah MBMA, BBRI, ARTO, AMMN, dan BBCA.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas