Fraud oleh Pemiliknya Sendiri Jadi Pemicu Utama Banyak BPR Bangkrut
Selama 18 tahun terakhir, setiap tahunnya rata-rata terdapat 6 hingga 7 Bank Perekonomian Rakyat (BPR) bangkrut.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkap, setiap tahunnya rata-rata 6 hingga 7 Bank Perekonomian Rakyat (BPR) bangkrut. Tren itu terjadi dalam 18 tahun terakhir.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap alasan para BPR ini jatuh sebagai akibat dari mismanajemen atau kesalahan manajemen.
"Itu setiap tahun, 18 tahun terakhir, rata-rata tiap tahun 6-7 BPR jatuh. Utamanya bukan karena berhubungan dengan kondisi ekonomi, utamanya berhubungan dengan mismanagement," katanya dalam konferensi pers Tingkat Bunga Penjaminan LPS yang berlangsung di Jakarta, Selasa (30/1/2024).
Purbaya memandang, BPR yang bangkrut pada tahun ini juga akan berada pada rata-rata angka 6-7 tersebut.
Ia pun memastikan LPS terus berkoordinasi secara ketat bersama Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan BPR bangkrut ini.
Koordinasi antara LPS dan OJK, kata Purbaya, agar penanganan BPR bangkrut ini bisa berjalan mulus dan tidak menimbulkan kegaduhan di publik.
"Yang penting adalah jangan sampai ada kesan kita sedang kacau dan panik mengambil uangnya ramai-ramai," ujar Purbeaya.
"Kondisi finansial dan ekonomi kita sedang baik. Bank jatuh sudah biasa dari waktu ke waktu. Saya bilang tadi 6-7 yang jatuh (rata-rata setiap tahunnya). Tahun ini mungkin akan jatuh ke rata-rata lagi kalau kami lihat antisipasinya," lanjutnya.
Baca juga: BPR Wijaya Kusuma Dilikuidasi, LPS Ungkap Nasib Uang Para Nasabah
Ia menambahkan, ambruknya bank ini juga akibat dari fraud atau penipuan, di mana uangnya diambil oleh pemiliknya sendiri.
"(Bank bangkrut) umumnya karena kesalahan manajemen, bukan salah manajemen. Fraud. Jadi, dimaling sama pemilik bank. Kalau salah manajemen masih bisa diperbaiki," kata Purbaya.
Baca juga: Profil BPR Indotama UKM Sulawesi yang Izinnya Dicabut OJK
"Bagaimana sikap LPS? Ya kami tidak bisa bantu terlalu banyak, tapi ke depan kami akan coba mengembangkan sistem IT yang bisa digunakan BPR hingga mereka lebih bisa berkompetisi dan bisa meningkatkan kemampuan manajemen dengan lebih baik," sambungnya.