Pukulan Telak Untuk Ukraina Bukan Dari Rusia, Tapi Ulah Petani Negara Tetangga
Petani Polandia terancam dengan gandum impor dari Ukraina, karena harganya sangat murah sehingga menghacurkan harga pasar di negara itu.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Ribuan petani di seluruh Polandia melancarkan aksi protes terhadap kebijakan impor pertanian.
Para petani negara tersebut melakukan aksi pemblokiran jalan dan penyeberangan perbatasan dengan Ukraina.
Petani Polandia terancam dengan gandum impor dari Ukraina, karena harganya sangat murah sehingga menghancurkan harga pasar di negara itu.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-723: Ukraina Atur Ulang Pasukan di Avdiivka
Akibatnya, ekspor gandum Ukraina ke Polandia pun terhenti total karena truk-truk dan kapal yang membawa gandum tak bisa menyeberang ke Polandia.
Aksi pemblokiran terjadi sejak Minggu lalu hingga Jumat (16/2/2024). Bahkan tindakan besar-besaran pun akan digelar, yaitu seluruh petani Polandia akan melakukan aksi mogok selama sebulan, mulai 20 Februari nanti.
Pada Minggu (11/2/2024) pengunjuk rasa menghentikan truk berisi gandum dan menumpahkan ke jalan di wilayah perbatasan Dorohusk.
Akibat aksi tersebut Kedutaan Besar Ukraina di Polandia mengharapkan reaksi keras dari Polandia pasca insiden di perbatasan.
Namun tindakan yang dilakukan oleh para petani Polandia tidak berhenti. Mereka tetap memblokir pangan ekspor Ukraina hingga hari ini.
Ukrainska Pravda memberitakan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun bereaksi. Ia menganggap pemblokiran tersebut sudah keterlaluan dan menjadi pukulan telak bagi perekonomian Ukraina.
Ia meminta kepada Perdana Menterinya, Denys Shmyhal, untuk melakukan pembicaraan dengan mitranya dari Warsawa mengenai kondisi tersebut.
"Kami di Ukraina memandang apa yang telah dan sedang terjadi pada warga negara kami dan kargo Ukraina sebagai pelanggaran nyata terhadap prinsip-prinsip solidaritas," kata Zelensky dikutip Jumat (16/2/2024).
Zelensky mengatakan, penumpahan gandum Ukraina oleh petani Polandia hingga bertebaran di aspal bukan hanya sekedar pukulan dramatis. Ini adalah bukti betapa emosi bisa menjadi berbahaya.
Baca juga: Senat AS Setujui Bantuan 95 Miliar Dolar untuk Israel, Ukraina, dan Taiwan, Bagaimana dengan DPR?
"Kita harus mempertahankan hubungan baik dan solidaritas yang mengubah sejarah seluruh Eropa menjadi lebih baik," ujarnya.
Zelenskyy mencatat bahwa Ukraina dan Polandia harus menetapkan sikap yang sama, khususnya, terhadap impor biji-bijian Rusia dan impor lainnya dari Rusia ke wilayah negara-negara Eropa untuk melindungi masyarakat kita dan, khususnya, para petani, baik Ukraina maupun Polandia.
Ukraina Terancam Rugi 200 Juta Dolar AS
Pernyataan Zelensky memang sangat serius mengingat, jika pemblokiran terus-terusan dilakukan maka Ukraina bakalan kehilangan lebih dari 200 juta dolar AS.
Hal ini diungkapkan oleh Danylo Hetmantsev, ketua komite keuangan parlemen Ukraina.
Dalam postingan Telegram, Hetmantsev menuding bahwa demonstrasi tersebut dapat menimbulkan kerugian besar terhadap anggaran nasional.
“Jika perbatasan tidak dibuka pada akhir bulan, anggaran negara akan kehilangan pendapatan sebesar UAH 7,7 miliar,” kata Hetmantsev.
Jumlahnya mencapai sekitar 200,5 juta dolar AS, yang menurut Hetmanstev "sangat signifikan".
Dikutip dari Reuters, petani Polandia telah merencanakan blokade total terhadap seluruh penyeberangan perbatasan dengan Ukraina pada 20 Februari, sebagai protes terhadap kebijakan Uni Eropa.
Para petani di seluruh Eropa telah melakukan protes terhadap pembatasan yang diberlakukan terhadap mereka akibat kebijakan UE untuk mengatasi perubahan iklim, serta kenaikan biaya dan apa yang mereka katakan sebagai persaingan tidak sehat dari luar negeri, khususnya Ukraina.
Di Polandia, para petani sangat vokal mengenai dampak impor pangan murah dari Ukraina. Mereka memulai pemogokan selama 30 hari pada Jumat lalu yang mengakibatkan mereka memblokir jalan-jalan di seluruh negeri serta penyeberangan perbatasan dengan Ukraina.
“Pada tanggal 20 Februari, sebagai bagian dari pemogokan umum petani selama 30 hari, kami mengumumkan bahwa semua kegiatan protes akan difokuskan pada blokade total terhadap semua penyeberangan perbatasan antara Polandia dan Ukraina dan protes di lapangan,” kata Serikat Solidaritas Petani dalam pernyataannya.
Iklan · Gulir untuk melanjutkan
“Tidak hanya perlintasan perbatasan yang akan diblokir, tetapi juga pusat komunikasi dan akses jalan menuju stasiun kereta api transshipment dan pelabuhan laut.”
Blokade dilakukan pada Minggu lalu di 260 lokasi.
Polsat melaporkan bahwa polisi di Warsawa mengeluarkan peringatan lalu lintas di sebagian besar wilayah negara tersebut, khususnya di perbatasan Ukraina.
Di Poznan, sekitar 300 kilometer (186 mil) sebelah barat Warsawa, para petani memarkir sekitar 1.000 traktor di depan kantor pemerintah daerah.
VOA menyebutkan, serikat petani Polandia mengatakan tindakan hari Jumat ini merupakan awal dari pemogokan umum selama sebulan.
Para petani Polandia bergabung dalam serangkaian protes yang lebih luas yang dilakukan oleh rekan-rekan mereka di seluruh Eropa dalam beberapa pekan terakhir, termasuk di Jerman, Prancis, Rumania, Yunani, Lituania, Belgia, dan Latvia.
Meskipun Polandia bergabung dengan para petani dari negara-negara tersebut dalam memprotes peraturan lingkungan hidup yang diberlakukan Uni Eropa, serikat petani Polandia dan para pemimpin pertanian mengatakan bahwa mereka dirugikan khususnya oleh aliran barang-barang murah yang masuk ke negara tersebut dari Ukraina, sehingga menciptakan persaingan tidak sehat.
Dalam sebuah wawancara dengan Polsat minggu ini, Menteri Pertanian Polandia Czesław Siekierski mengatakan para petani yang mogok memiliki keluhan yang sah dan “memprotes demi kepentingan kita semua sebagai konsumen.”
UE melonggarkan beberapa tarif dan peraturan terkait produk pertanian Ukraina setelah invasi Rusia pada tahun 2022. Siekierski mengatakan Polandia telah melakukan pembicaraan tingkat tinggi dengan pejabat pertanian UE mengenai aliran barang dari Ukraina.
Mengenai peraturan kebijakan iklim UE, Siekierski mengatakan meskipun para petani di negaranya selalu peduli terhadap lingkungan, beberapa persyaratan UE sangat tidak masuk akal sehingga ia membandingkannya dengan pedoman yang dikeluarkan ketika Polandia berada di bawah komunisme.