Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

MenKopUKM: UMKM Furnitur Berkembang Secara Berkelanjutan

Teten berujar, hal itu mengingat potensi pertumbuhan wirausaha ramah lingkungan yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in MenKopUKM: UMKM Furnitur Berkembang Secara Berkelanjutan
Istimewa
ILustrasi produk furniture berbasis rotan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, pemerintah terus mendukung pertumbuhan wirausaha baru yang ramah lingkungan terutama di bidang furnitur dan kerajinan.

Teten berujar, hal itu mengingat potensi pertumbuhan wirausaha ramah lingkungan yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

Mengacu riset KemenKopUKM dan UNDP tahun 2021 menunjukan bahwa sebanyak 84 persen pelaku usaha (termasuk di sektor UMKM) tertarik pada bisnis ramah lingkungan.

Baca juga: 51 UMKM Kota Padang Dapat Pembekalan Manajemen Bisnis, Transaksi Naik 92,2 Persen

Sebanyak 58 persen pelaku usaha memulai bisnis untuk memperbaiki lingkungan dan 56 persen memproduksi pakaian ramah lingkungan, produk rendah karbon, dan sistem pengurangan limbah.

"Kami berkomitmen untuk terus mendukung industri perabot (furnitur) dan kerajinan agar dapat berkembang secara berkelanjutan," ujar Teten di Tangerang, Selasa (27/2/2024).

Kerja sama antara pemerintah, industri, dan lembaga terkait, ucap Teten, akan membawa kita menuju masa depan yang lebih baik.

Berita Rekomendasi

Teten menjelaskan, kinerja UMKM di sektor furnitur pada 2021 - 2023 mencapai 2,8 miliar dolar AS dengan jumlah serapan tenaga kerja langsung sebanyak 805 ribu.

Namun untuk kinerja sektor kerajinan tangan masih belum mampu mengungguli kinerja subsektor kuliner atau fesyen.

Salah satu dukungan yang diberikan KemenKopUKM untuk mendukung wirausaha berkelanjutan di sektor furnitur dan kerajinan yaitu dengan membangun Rumah Produksi Bersama (RPB) komoditas rotan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Baca juga: Ribuan UMKM di DKI Jakarta dan Jawa Barat Didorong Jadi Bagian Rantai Pasok Global

RPB ini bertugas mengolah bahan baku rotan menjadi bahan baku setengah jadi (Fitrit, Poles) dan Furnitur.

Selain itu juga dibangun RPB di Labuan Bajo, NTT untuk memproduksi bambu laminasi sebagai bahan pengganti kayu. Bersama Pemerintah Daerah NTT, KemenKopUKM telah membudidayakan bambu di lahan seluas 100 ribu hektare.

"Bersama Pemda kita akan kembangkan menjadi sekitar 100 ribu hektare lahan (untuk budidaya bambu). Ini potensi yang sangat besar untuk mengembangkan dan memproduksi timber untuk furnitur," kata Teten.

Meski potensi ekonomi dari produk furnitur dan kerajinan ramah lingkungan sangat tinggi, namun ternyata masih ada berbagai kendala yang menghadang. Permasalahan jaminan ketersediaan bahan baku dan biaya logistik yang tinggi menjadi permasalahan yang harus dituntaskan.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, MenKopUKM mengajak seluruh pemangku kepentingan berupaya mencari solusi bersama demi kelangsungan dan pertumbuhan sektor ini.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas