Pengembangan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen Bukti Negara Komitmen Transisi Energi
PLN Indonesia Power memamerkan stasiun pengisian bahan bakar hidrogen pertama di Indonesia penunjang fasilitas kendaraan berbahan bakar hidrogen
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI), Sofyano Zakaria menyebut pengembangan Hydrogen Refueling Station (HRS) atau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen oleh PT Indonesia Power, subholding PT PLN (Persero) menjadi bukti komitmen negara terhadap trasnsisi energi sektor otomotif di kancah internasional.
"Pengembangan HRS itu mewujudkan peran negara dalam transisi energi, khususnya untuk sektor otomotif. Saya pikir itu bentuk komitmen negara yang hadir melalui inovasi dari BUMN dan Subholdingnya, kali ini PLN Indonesia Power telah membuktikannya di kancah internasional," kata Sofyano kepada wartawan, Senin (26/2/2024).
Dalam hal ini, paparnya, PLN membuktikan sebagai pionir dalam pembentukan ekosistem transisi energi pada sektor otomotif. Menurutnya
Adapun secara data, penggunaan HRS ini disebut mampu menekan importasi 1,59 juta liter bahan bakar minyak (BBM) per tahun. Selain penghematan penggunaan BBM berbasis fosil, penurunan emisi bisa terjadi hingga 4,15 juta kilogram per tahun.
HRS sendiri juga dikenalkan dalam pameran otomotif tahunan, Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024.
"Ini bukti komitmen korporasi terhadap pengembangan energi baru terbarukan dan pengembangan ekosistem kendaraan masa depan," kata Sofyano.
Pada event IIMS ini, PLN Indonesia Power memamerkan stasiun pengisian bahan bakar hidrogen pertama di Indonesia sebagai penunjang fasilitas kendaraan berbahan bakar hidrogen.
Diketahui, HRS merupakan bentuk hiliirisasi dari Green Hydrogen Plant (GHP) yang antara lain merupakan residu dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi/PLTP, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap/PLTGU dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap/PLTU.
"Langkah mengubah energi listrik, menjadi energi gerak otomotif itu perlu diapresiasi. Ini penting untuk menjaga kelanjutan program transisi energi nasional yang merupakan turunan dari cita-cita global," kata dia.
Untuk itu, skala produksi hidrogen hijau harus terus ditingkatkan. Dirinya menilai, langkah-langkah dari PLN Indonesia Power ini harus menjadi semangat masyarakat untuk menggunakan energi hijau.
"Dengan ini, saya yakin cita-cita net zero emission atau NZE pada 2060 akan tercapai lebih cepat," pungkas Sofyano.
Baca juga: Pengamat: PLN Jadi Garda Terdepan Pengembangan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen