Aktivis Lingkungan Harap Perusahaan Nikel Perhatikan Potensi Dampak Kerusakan Alam
Sementara itu, Kepala Divisi Hukum dan Kebijakan JATAM (Jaringan Advokasi Tambang), Muhammad Jamil menyatakan sebagai bagian dari upaya advokasi
Penulis: Willem Jonata
Editor: Acos Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mendorong perusahaan tambang nikel untuk tetap memperhatikan potensi dampak kerusakan lingkungan yang mungkin timbul dari setiap aktivitas pertambangan di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara.
“Pulau Obi saat ini sudah dikelilingi oleh 19 tambang nikel. Kerusakan lingkungan pasti tak terhindarkan. Perlu adanya perubahan paradigma kebijakan secara menyeluruh yang mengarah pada proteksi lingkungan dan masyarakat lingkar tambang. Upaya Telapak perlu diapresiasi, tinggal bagaimana cara mengawalnya secara menyeluruh,” ujar aktivis WALH, Fanny Tri Jambore dalam diskusi bertajuk “Talkshow Nikel: Peluang atau Petaka?" yang digelar organisasi Perkumpulan Telapak secara hybrid, Rabu (28/2/2024).
Dalam kesempatan itu, Perkumpulan Telapak juga menampilkan video dokumenter kunjungan lapangan mereka lokasi pertambangan, terkhusus ke salah satu perusahaan tambang nikel di Pulau Obi. Dari video tersebut mereka menilai realitas operasional penambangan nikel tidak semuanya buruk.
Melalui penyampaian cerita secara visual, Perkumpulan Telapak bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara wacana dan kenyataan di lapangan.
“Kami percaya bahwa pemahaman komperehensif mengenai industri nikel sangat penting. Acara ini menyampaikan fakta di lapangan, dimana perusahaan tersebut sudah punya upaya bagus menjaga lingkungan dan memberdayakan masyarakat. Tidak ada pembuangan limbah ke laut, beberapa kelompok masyarakat desa juga sudah dilibatkan dalam aktivitas ekonomi, sekarang tinggal ditingkatkan dan diperluas upaya bagusnya,” ujar Coordinator Media Site Visit Telapak, Muhammad Djufryhard.
Dalam kesempatan itu, Djufryhard juga memaparkan hasil kajian studi sosial komperehensif dari Telapak tentang upaya perusahaan tambang nikel dalam menanggulangi dampak kerusakan dan tetap memberdayakan masyarakat sekitar.
Baca juga: Isu Lingkungan Hidup Makin Meningkat, Bisnis dengan Keberlanjutan Kini Jadi Prioritas Perusahaan
Sementara itu, Kepala Divisi Hukum dan Kebijakan JATAM (Jaringan Advokasi Tambang), Muhammad Jamil menyatakan sebagai bagian dari upaya advokasi, pihaknya melihat secara positif upaya Perkumpulan Telapak ini. Sebab, bisa sampai masuk ke dalam dan mengetahui operasional tambang sehingga dapat menghasilkan video dokumenter dan kajian sosial perusahaan tambang nikel.
“Kajian dari Telapak perlu disambut baik. Semoga acara ini menjadi wadah untuk tetap mengembangkan pemikiran dan menelusuri lebih dalam topik ini. Sehingga, informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi di Pulau Obi dapat dipahami oleh masyarakat luas,” ujar Muhammad Jamil.