Serangan Iran ke Israel, Harga-harga Kebutuhan Bisa Melonjak
Serangan Iran ke Israel yang terjadi pada 13 April 2024 langsung berdampak pada berbagai industri di dunia, utamanya dalam hal logistik.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan Iran ke Israel yang terjadi pada 13 April 2024 langsung berdampak pada berbagai industri di dunia, utamanya dalam hal logistik.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman, menuturkan serangan yang terjadi juga langsung memengaruhi industri makanan dan minuman.
Harga-harga kebutuhan bisa melonjak, karena sejumlah elemen dari produksinya merupakan barang impor.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik Imbas Iran-Israel Memanas, Pertamina Pastikan Stok BBM Nasional Aman
"Kemarin baru serangan Iran ke Israel saja berpengaruh luar biasa kepada logistik ya. Kemudian nilai kurs juga meningkat, pelemahan rupiah. Ini juga berdampak pada industri khususnya industri Mamin," tutur Adhi di Jakarta, Selasa (17/4/2024).
Industri makanan dan minuman Indonesia sendiri masih memerlukan bahan baku impor, dengan adanya gangguan pengiriman atau logistik akibat serangan tersebut diprediksi membuat biaya pengiriman meningkat.
"Kita banyak sekali bahan baku yang harus kita impor dan tentu akan berpengaruh terhadap harga pokok produksi kita. Meskipun kita ada ekspor juga," jelasnya.
Baca juga: Imbas Situasi Memanas Iran-Israel, Jokowi Harus Mulai Kurangi Ketergantungan Minyak Impor
Sebagai informasi, menurut GAPMMI ekspor industri makanan dan minuman Indonesia rata-rata sekitar 11 miliar dolar AS per-tahun.
"Kalau industri Mamin total ekspor kita sekitar 11 miliar dolar AS. Impor kita cukup banyak untuk bahan baku. Ini yang sangat berat. Belum biaya logistik meningkat.
Kita bicara dengan asosiasi terigu juga mereka katakan akan mengganggu logistik, sehingga dikhawatirkan akan ada peningkatan biaya. Ini yang harus kita antisipasi," ungkap Adhi.
Serangan Iran ke Israel hampir mirip situasi dengan Serangan Rusia ke Ukraina, hanya saja GAPMMI belum mampu memperkirakan berapa lama ketegangan akan terjadi di Timur Tengah.
Jika ketegangan berlangsung cukup lama, kemungkinan akan mengganggu lebih luas sektor-sektor industri yang ada di dunia.
"Kalau ini cukup lama tentunya akan sangat menggangu. Dari laporan FAO saja, sebelum serangan Iran ke Israel aja udah ada peningkatan 1 persem harga pangan dunia dibandingkan bulan Februari, terutama biji-bijian. Beberapa produk dairy, susu dan daging-dagingan dan sebagainya. Ini yang harus kita antisipasi. Bagi industri kita harus terus berupaya mencari alternatif. Jangan sampai gangguan dari logistik akan mengganggu bahan baku," ucap Ketum GAPMMI.