Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

PMI Indonesia Ekspansif, Kinerja Solid Manufaktur Didorong Permintaan Baru

PMI Indonesia turun ke titik 52,1 dari 52,9 pada bulan April, mengarah pada perlambatan ekspansi sejak bulan November.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in PMI Indonesia Ekspansif, Kinerja Solid Manufaktur Didorong Permintaan Baru
Caixing Global
Ilustrasi industri manufaktur. PMI Indonesia turun ke titik 52,1 dari 52,9 pada bulan April, mengarah pada perlambatan ekspansi sejak bulan November. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM - Ekonomi Indonesia masih tetap berada di jalur pertumbuhan positif, didorong dari pergerakan sektor manufaktur.

Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari S&P Global menunjukkan pertumbuhan industri selama 33 bulan berturut-turut hingga Mei 2024 masih tetap baik.




PMI Indonesia turun ke titik 52,1 dari 52,9 pada bulan April, mengarah pada perlambatan ekspansi sejak bulan November.

Baca juga: Tanggapi Isu Pertek Bahan Peledak Tertahan di Pelabuhan, Kemenperin: Mendag Salah Alamat

Output dan permintaan baru melambat pada periode Mei, meski tingkat pertumbuhan masih tergolong sehat dan di atas tren jangka panjang.

Selain itu, permintaan pasar menunjukkan sinyal positif, meski didominasi oleh domestik. Pesanan ekspor baru turun selama tiga bulan berturut-turut, sejalan dengan kondisi global. Akibatnya, permintaan baru secara umum turun ke posisi terendah selama enam bulan.

Dengan produksi naik lebih cepat dari permintaan baru pada bulan Mei, perusahaan dapat membangun inventaris lebih lanjut.

BERITA TERKAIT

Data terkini menunjukkan bahwa stok barang naik pada laju terkuat selama 16 bulan dalam empat bulan berturut-turut meski tergolong sedang.

Akan tetapi, penumpukan pekerjaan naik meski pada tingkat marginal dan terendah sejak bulan Februari.

Tentang ketenagakerjaan, perusahaan mungkin berhati- hati terkait jumlah tenaga kerja, beberapa perusahaan memutuskan untuk tidak mengganti staf yang berhenti.

Secara umum, tingkat susunan staf menurun selama dua bulan berturut-turut (meski hanya sedikit). Ketidakpastian tentang perkiraan mendatang juga membebani perekrutan.

Sentimen masih bertahan positif di tengah harapan kenaikan penjualan dan persyaratan produksi pada tahun mendatang.

Akan tetapi, secara keseluruhan kepercayaan diri para pengusaha di titik terendah selama survei sejak bulan Maret 2020.

Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa tanda-tanda penurunan permintaan pasar akan semakin intensif dalam 12 bulan ke depan.

Perusahaan kurang berhati-hati dalam hal aktivitas pembelian, yang terus tumbuh dengan kecepatan tinggi pada bulan Mei.

Pertumbuhan pada dasarnya untuk menanggapi produksi saat ini dan kebutuhan pesanan, sekaligus sengaja untuk mengurangi inventaris input.

Stok pembelian secara umum naik kembali pada bulan Mei, naik selama lima belas bulan berturut-turut dan pada laju solid.

Terakhir, dari segi harga, manufaktur Indonesia kembali melaporkan bahwa inflasi harga input menguat.

Selain itu, harga input secara umum naik, sebagian disebabkan oleh nilai tukar rupiah yang buruk.

Pemasok menaikkan tarif, meski hal ini terjadi bersamaan dengan sedikit perbaikan pada kinerja pengiriman mereka (peningkatan kedua dalam tiga bulan).

Namun permintaan pasar dan permintaan diskon terbatas pada besaran inflasi biaya input yang dapat dibebankan kepada klien.

Data terkini menunjukkan kenaikan sedang pada biaya output pada bulan Mei, dengan inflasi menurun ke posisi terendah sejak bulan Oktober.

Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence Paul Smith, mengatakan data survei bulan Mei menunjukkan kinerja solid sektor manufaktur, didorong oleh perolehan output dan permintaan baru.

"Permintaan pasar bertahan positif, meski sebagian besar didukung oleh klien domestik karena manufaktur global terus menunjukkan penurunan kinerja untuk permintaan ekspor baru," tutur Smith.

Smith menambahkan, meski pertumbuhan bertahan positif, terlihat tanda- tanda akan memburuk. Tingkat pertumbuhan secara umum rendah, sementara kepercayaan diri turun ke posisi terendah selama lebih dari empat tahun.

"Tekanan biaya juga naik. Dapat dipahami bahwa perusahaan berhati-hati terhadap jumlah tenaga kerja dengan menunggu dan melihat daripada mengganti staf yang berhenti," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas