Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menperin Lobi 4 Industri Otomotif China Jadikan RI Hub Produksi Mobil Listrik Setir Kanan

Pemerintah Indonesia menargetkan produksi electric vehicle tahun 2030 sebesar 600.000 unit.

Penulis: Sanusi
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Menperin Lobi 4 Industri Otomotif China Jadikan RI Hub Produksi Mobil Listrik Setir Kanan
Tribunnews/Sanusi
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat bertemu dengan sejumlah bos perusahaan otomotif di Tiongkok yaitu Neta, SGMW (Wuling), Dongfeng, dan Chery, di Park Hyatt Beijing, China, Rabu (12/6/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Sanusi

TRIBUNNEWS.COM - Pelaku industri otomotif Tiongkok didorong meningkatkan ekspor kendaraan bermotor berbasis listrik (electric vehicle/EV) yang diproduksi di Indonesia.

Hal itu diungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita usai bertemu dengan sejumlah bos perusahaan otomotif di Tiongkok yaitu Neta, SGMW (Wuling), Dongfeng dan Chery.

Ada empat perusahaan otomotif yang dia temui dalam kunjungan tersebut dan mereka menyambut baik harapan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ekspor, baik melalui penambahan volume maupun negara tujuan ekspor, dari pabrik-pabriknya di Indonesia.

Dalam pertemuan terpisah, perusahaan juga sepakat dengan Menperin untuk menjadikan Indonesia sebagai hub basis produksi EV setir kanan, untuk diekspor ke 54 negara pengguna mobil setir kanan.

Hal itu sejalan dengan target pemerintah Indonesia yang telah menetapkan produksi electric vehicle pada tahun 2030 sebesar 600.000 unit.

Dengan target menjadikan Indonesia hub mereka, Agus Gumiwang menjelaskan pelaku industri otomotif Tiongkok tidak meminta banyak dari pemerintah Indonesia karena regulasi yang saat ini dinilai sudah bagus.

Berita Rekomendasi

"Jadi tadi pertemuan, mereka sepakat Indonesia akan jadi hub produksi mobil listrik untuk ekspor. Karena kita punya regulasi sudah bagus kok untuk EV (electric vehicle), mereka enggak terlalu banyak meminta ke kita," ujar Agus Gumiwang saat berbincang dengan media di Park Hyatt Beijing, China, Rabu (12/6/2024).

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik di Indonesia pada 2023 hanya mencapai 17.051 unit.

"Jadi paling lambat pada 2030, sudah produksi 600.000 unit EV," jelasnya.

Baca juga: Neta Gandeng HIM untuk Perakitan Mobil Listrik di Indonesia

Agus juga mendorong para pelaku industri otomotif China untuk dapat melibatkan produsen komponen dalam negeri dari hulu ke hilir. Tujuannya agar tercipta seluruh mata rantai produksi mobil listrik di Indonesia.

Untuk itu, Menperin mendukung perusahaan otomotif asal Tiongkok agar memanfaatkan insentif yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia dalam berinvestasi.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, menekankan potensi pasar di Indonesia sangat besar bisa dikembangkan basis produksi ride and drive.

Baca juga: Pemerintah Ingatkan APM, Impor dan Produksi Mobil Listrik yang Tak Seimbang Bisa Berisiko Penalti

Kukuh mengatakan, pelaku industri otomotif Tiongkok juga akhirnya berpikir bisa menjadikan basis produksi ride and drive, terutama stir kanan terutama. Indonesia itu pasar setir kanan kedua di dunia. Yang pertama India.

"Tidak mungkin juga China ekspor ke India, jadi Indonesia dikembangkan dan jadi hub. Ultimate goal-nya adalah bisa tidak kita tahun 2030 EV itu 600.000 unit dan itu kita upayakan untuk semua pabrikan di Indonesia. Intinya 600.000 itu di penjualan, tapi juga ekspor," ujar Kukuh.

Pada Mei 2024 PT Neta Auto Manufacturing Indonesia telah memproduksi Neta V-II dengan TKDN mencapai 40 persen dan berencana untuk meningkatkan TKDN sampai dengan 60 persen pada 2025, dengan target penjualan sebesar 10.000 unit per tahun.

Pada pertemuan dengan SAIC GM Wuling Automobile Company, Agus mengapresiasi kinerja perusahaan tersebut yang telah mampu mengekspor produk mobil listriknya ke 11 negara dan menjadikan Indonesia sebagai fasilitas produksi industri otomotif terbesar di luar China.

“Pemerintah Indonesia mengharapkan agar Wuling dapat menjajaki peningkatan pasar ekspor terutama untuk produk EV agar semakin menegaskan target Indonesia sebagai basis produk EV di ASEAN dan dunia”," kata Agus.

Selanjutnya, pada pertemuan dengan Cherry Automobile, perusahaan ini akan melakukan riset produksi mobil PHEV (plug-in hybrid vehicle) di Indonesia. Cherry juga telah menyampaikan komitmennya untuk memproduksi kendaraan EV dengan total 100.000 unit pada tahun 2030.

Pemerintah Indonesia juga menyampaikan apresiasi kepada Dongfeng Sokon yang telah meluncurkan produk kendaraan listrik di Indonesia dan mengharapkan untuk dapat memperbanyak line up produksi kendaraan listrik dengan membawa model EV dari Principal ke Indonesia.

Saat ini, Sokon memiliki kapasitas produksi 50 ribu unit. Kapasitas produksi SGMW mencapai 120 ribu unit. Sedangkan Cherry berencana produksi dengan kapasitas 8.000 unit. Begitu pula Neta yang rencana produksinya sebesar 9.300 unit.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas