Perusahaan Tekstil RI PHK Besar-besaran, Terancam Tutup Pabrik September Nanti
Presiden KSPN Ristadi mengatakan, ada perusahaan dari kecil, menengah, dan besar yang tengah melakukan efisiensi.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri sedang tidak baik-baik saja. Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) menyebut puluhan perusahaan tengah melakukan Pemutusan Hubungan Karyawan (PHK).
Presiden KSPN Ristadi mengatakan, ada perusahaan dari kecil, menengah, dan besar yang tengah melakukan efisiensi.
"Nah untuk yang (perusahaan) besar lokasinya di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah. Itu kan basis-basis industri TPT kan di situ," katanya kepada Tribunnews, Jumat (14/6/2024).
Baca juga: Tokopedia Dikabarkan Bakal PHK 450 Karyawan
Untuk perusahaan tekstil yang raksasa, Ristadi menyebut daftarnya bisa dilihat dari beberapa emiten tekstil yang melantai di bursa.
Ia mengatakan, di antaranya ada PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex dan PT Pan Brothers Tbk (PBRX).
"Ya di antaranya itulah raksasa yang sekarang sedang berjuang. Semuanya sedang berjuang untuk tetap bisa survive, tetapi diantara perusahaan raksasa itu kan sudah banyak melakukan efisiensi PHK puluhan ribu pekerjanya sampai sekarang. Sekarang juga masih puluhan ribu," ujar Ristadi.
Menurut dia, perusahaan-perusahaan tekstil ini masih akan mencicil pengurangan karyawan mereka. Ini tak lepas dari kemampuan arus kas perusahaan yang terbatas untuk membayar pesangon karyawan.
Ia memandang, gelombang PHK ini masih akan berlangsung hingga September. Jika masih berjalan sampai akhir bulan tersebut, ada kemungkinan pabrik-pabrik punya perusahaan raksasa itu akan tutup.
"Ya kita lihat lah sampai sekitar bulan September akhir ya, bisa melewati masa-masa sulit ini enggak. Kalau tidak, ya tutup itu perusahaan yang tekstil raksasa itu," tutur Ristadi.
Baca juga: Robby Purba Minta Maaf, Sudah Viralkan Satpam Plaza Indonesia Pukul Anjing Berujung PHK
Ia kemudian membeberkan alasan pabrik-pabrik ini tutup. Untuk pabrik yang pasarnya ada di dalam negeri, pesanan yang mereka dapat dari pasar tekstil seperti Pasar Tanah Abang mengalami penurunan.
Biang keroknya adalah barang-barang tekstil hingga sepatu impor yang harganya lebih murah, telah membanjiri Pasar Tanah Abang. Konsumen pun disebut lebih memiliih produk-produk ini.
Sementara itu, bagi pabrik yang memiliki pasar luar negeri atau dengan kata lain mengekspor produk-produknya, juga kesulitan mendapatkan pesanan dari luar. Para perusahaan ini juga kesulitan mencari pasar baru.