Suami Istri Nekat Resign Kerja Kantoran Demi Usaha Batik Tulis, Ini Kisahnya
Nasta Rofika (33), pemilik bisnis batik tulis Ulur Wiji memiliki kisah menarik dalam merintis usahanya.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nasta Rofika (33), pemilik bisnis batik tulis Ulur Wiji memiliki kisah menarik dalam merintis usahanya.
Pada 2021, Nasta yang selama ini membangun bisnisnya di Penajam Passer Utara, memutuskan kembali ke kampung halamannya di Mojokerto, Jawa Timur.
Nasta lebih dulu resign dari aktivitasnya sebagai pekerja kantoran diikuti sang suami yang memilih ikut membangun usaha.
Baca juga: Dukung Go International, Pegadaian Boyong UMKM Binaan Gelar Pameran di Brunei Darussalam
Terbilang nekat, tetapi keputusan tersebut sudah disepakati oleh pasangan ini.
Mereka memutuskan kembali ke Jawa Timur untuk memenuhi permintaan sang ibu.
Nasta harus melawan perasaan tak percaya diri, minder, dan merasa insecure dengan apa yang dilakukannya.
Jauh sebelum itu, Nasta memulai bisnis fesyen pada awalnya tahun 2015.
Sambil bekerja, Nasta mengikuti sekolah fesyen pada akhir pekan.
Impiannya, kelak bisa menjadi seorang perempuan wirausaha, dan tak selamanya menjadi pegawai kantoran.
“Dari 2015 sampai 2019 itu saya masih mengerjakan fast fashion, membuat apa saja asal jadi duit. Gaun, jilbab. Brand pertama saya namanya Nasta, menggunakan nama sendiri,” ujar Nasta, Rabu (3/7/2024).
Namun, produk-produk Nasta tak bisa bersaing, karena cepatnya perubahan tren dan banyaknya produk dengan konsep yang sama.
Baca juga: Gelar Pesta Rakyat, Sampoerna Wujudkan Konsistensi Dukung Kemajuan UMKM Indonesia
Akhirnya, pada 2019, ia memutuskan untuk shut down brand Nasta, sambil melakukan refleksi.
Sebagai seorang sarjana teknik lingkungan, Nasta punya impian melahirkan produk fesyen yang ramah lingkungan.
Ia sempat mencoba ecoprint, tetapi ternyata sudah banyak pemainnya.
Hingga akhirnya ia ingin melakukan inovasi produk eco fesyen dengan menggunakan batik.
“Batik akan menyampaikan apa yang jadi inspirasiku, dan aku berikan added value supaya lebih eco, dengan memilih warna alam. Aku riset lagi dan belajar soal warna alam. Waktu itu, belum banyak yang mengeluarkan produk seperti ini,” kata Nasta.
Mengganti merek “Nasta” dengan Ulur Wiji, Nasta ingin menjadi benih yang terus bertumbuh dan semakin kuat.
Kini, Ulur Wiji telah dikenal dengan produk batik urban dengan konsep eco fesyen.
Bagi Nasta, Ulur Wiji adalah salurannya berbagi kebaikan, menghidupi banyak orang melalui bisnis pakaian. Semangat tak pantang menyerah Nasta membuahkan hasil.
Ia terpilih menjadi salah satu dari 20 peserta Women Ecosystem Catalyst (WEC) 2024.
WEC merupakan program yang digagas PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui Payung Program Keberlanjutan bersama Perkumpulan Imajinasi Penaja Mula dan Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah.