Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Dibayangi Pelemahan, Berpotensi Tembus ke Level Rp16.300

Fluktuasi nilai tukar mata uang Garuda terdampak berbagai sentimen, utamanya indeks dolar AS dan keputusan terkait suku bunga Bank Sentral AS.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Dibayangi Pelemahan, Berpotensi Tembus ke Level Rp16.300
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRUBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin pekan depan (8/7/2024) berpotensi mengalami pelemahan dan tembus ke level Rp16.300 per dolar AS.

Meskipun diketahui, tren nilai tukar mata uang Garuda pada beberapa hari terakhir mengalami penguatan.

Pada Jumat (5/7/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup berada di level Rp16.277 per dolar AS.

Angka tersebut menguat 52 poin jika dibandingkan pada penutupan di hari sebelumnya (4/7/2024) yang senilai Rp16.329 per dolar AS.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Pagi Ini Terapresiasi di Posisi Rp 16.383 per Dolar AS

"Pekan depan rupiah diperkirakan akan berkisar Rp16.100 hingga Rp16.350 per dolar AS," ungkap Pengamat mata uang Lukman Leong kepada Tribunnews, Minggu (7/7/2024).

Lukman mengungkapkan, fluktuasi nilai tukar mata uang Garuda terdampak berbagai sentimen, utamanya indeks dolar AS dan keputusan terkait suku bunga Bank Sentral AS yakni The Fed.

Berita Rekomendasi

Adapun pergerakan indeks dolar salah satu aspek fundamental yang dapat memengaruhi adalah perilisan data Non-Farm Payroll (NFP).

Diketahui, Non-Farm Payroll (NFP) adalah data tingkat ketenagakerjaan di Amerika serikat selain dari sektor pertanian, pemerintahan, rumah tangga, hingga lembaga-lembaga nonprofit.

Data ini memperlihatkan statistik pengangguran yang terjadi di Negeri Paman Sam dengan mencakup tingkat pengangguran secara umum, tingkat pengangguran jangka panjang dan tingkat pengangguran jangka pendek.

"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yg kembali melemah setelah data pekerjaan AS NFP yang lebih lemah dari perkiraan," papar Lukman.

"Namun penguatan akan terbatas mengingat minggu depan investor mengantisipasi beberapa data ekonomi AS yg penting seperti inflasi dan pidato Powell," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas